Daftar referensi:
A. Toto Chan.
B. Ayahku bukan pembohong.
C. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
2. Bacalah minimal 45 halaman dari buku tersebut.
3. Buatlah sinopsis dari kegiatan membaca yang telah dilaksanakan per kelompok (kelompok menggunakan tim KIR)
4. Sinopsis tersebut dituliskan di dalam kolom komentar dan diunggah pada hari ini juga.
5. Minimal panjang sinopsis adalah setengah halaman A4.
6. Format pengunggahan:
Misal:
Amru dan Fikri
Sinopsis buku Toto Chan (halaman 1-45)
....................hasil pekerjaan kalian..................
Hasan jeung Labib :
BalasHapusAyahku (bukan) Pembohong
Buku ini bercerita tentang seorang anak dan ayahnya. ‘Dam’ merupakan nama tokoh utama dari buku ini. Dam merupakan anak pada umumnya. Dia memeiliki seorang ayah yang senang sekali bercerita tentang masa lalunya. Pada saat masih kecil, Dam sangat tertarik setiap setiap ayahnya bercerita tentang masa lalu ayahnya. Seperti saat ayahnya bercerita tentang dia bertemu dan berteman dengan pesepakbola ternama, saat dia berguru dengan seorang sufi dari negeri antah berantah. Ayahnya juga suka bercerita tentang nilai-nilai filosofis dari setiap pengalaman dan kejadian pada saat masa mudanya. Ketika beranjak dewasa, Dam mulai berfikir bahwa setiap cerita yang diceritakan ayahnya seperti tidak masuk akal. Hari demi hari tahun berganti tahun, Dam pun mulai beranjak dewasa. Dia semakin kritis berfikir bahwa setiap cerita yang diceritakan ayahnya itu adalah ‘kebohongan’. Dam pun akhirnya memiliki anak yang diberi nama Zas dan Qon. Dia (Dam) dan istrinya tinggal satu rumah dengan ayahnya. Zas dan Qon juga sering diceritakan pengalaman muda oleh kakeknya (ayah Dam). Dam seringkali tidak suka saat ayahnya bercerita tentang masa mudanya kepada ana-anaknya. Meskipun dia masih sering membiarkan ayahnya bercerita. Dam bahkan pernah berkata kepada anak-anaknya ‘Jangan percaya dengan semua cerita kakek’. Waktu terus berlalu hingga akhirnya ayah Dam semakin berumur. Singkat cerita ayah Dam meninggal, semua anggota keluarga berduka cita. Tapi pada saat itu ada yang menarik. Ada beberapa pelayat yang tidak dikenal oleh Dam, ternyata mereka merupakan orang-orang yang dulu diceritakan oleh ayahnya. Para sufi, pesepakbola, bahkan orang-orang yang sepertinya tidak mungkin ada. Disitu Dam akhirnya menyadari bahwa ayanya ‘bukan’ seorang pembohong. Dan pada saat itu juga dia terisak se kencang-kencangnya sambil memeluk mendiang ayahnya.