Apogee Bulan

Apogee merupakan kondisi bulan berada pada titik terjauh terhadap Bumi. Bulan akan berada pada posisi terjauh dari bumi dengan jarak 404.158 km dari bumi (pusat ke pusat). Diameter Bulan yang tampak ketika Apogee kali ini, sekitar 29,56 menit busur dengan iluminasi 51,8 persen. Bulan terletak di konstelasi Pisces dan dapat diamati dengan mata telanjang pada ketinggian 39,3 di atas ufuk dari arah Timur, tepatnya 80,3 derajat. Dalam skala tertentu boleh saja dikatakan mini (moon).

27 April 2018 pukul 12:44 WIB, Bulan berada pada jarak terjauhnya dari Bumi. Bersamaan dengan papasan terjauh ini, Bulan juga memasuki fase Purnama. Karena itu, Bulan Purnama yang diamati pengamat adalah Bulan Purnama Apogee atau Bulan Mini atau disebut juga Bulan Mikro. Pada malam yang sama, selain Bulan Purnama, Bulan juga mengalami Gerhana Total. Itu artinya para pengamat di Bumi bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total Apogee atau yang disebut Bulan Mini Merah Bata atau Bulan Mini Merah Darah. Puncak fase Purnama baru terjadi 28 Juli 03:21 WIB dini hari saat Bulan sedang menuju puncak Gerhana Bulan Total pukul 03:22 WIB. Pada papasan terjauh ini, Bulan akan berada pada jarak 406.223 km dari Bumi. Meski terdapat perbedaan 14 jam 38 menit dan Bulan terus bergerak mengorbit Bumi, Bulan masih menjauh 21.823 km dan piringan Bulan akan tampak 5,6 persen lebih kecil dibanding rata-rata. Jika dibandingkan dengan Bulan saat berada pada jarak terdekat dari Bumi, piringan Bulan akan tampak 11,2 persen lebih kecil. Karena itu, pengamat bisa mengamati Gerhana Bulan Total Apogee dengan Bulan tampak merah gelap dan lebih kecil dari biasanya. Karena berada pada jarak terjauh, gerak Bulan juga lebih lambat. Dipadu dengan posisi Bumi di aphelion atau paling jauh dari Matahari, maka pengamat bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total paling lama abad ini. Fenomena Apogee pada tanggal 9 Agustus juga bersamaan dengan fenomena konjungsi antara Mars dan Bulan. Fenomena ini membuat Mars dan Bulan terlihat berdekatan di langit Bumi. Dampaknya, kita akan melihat satelit alami Bumi itu tampak lebih kecil bila dilihat dan daratan kita. Bulan Apogee ini terjadi pada pukul 20.46.52 WIB dengan iluminasi 69,8 persen (fase benjol akhir) dan lebar sudut 29,5 menit busur. Lapan menyebutkan Bulan baru dapat disaksikan Ketika terbit pada pukul 22.30 WIB di arah timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 10.00 WIB di arah barat. Menariknya di waktu yang sama, terjadi konjungsi Bulan-Mars yang dapat diamati sejak pukul 22.30 WIB di arah timur dan berakhir ketika senja bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit) di arah barat-barat laut. Ketika konjungsi Bulan-Mars, Lapan mengatakan, Bulan akan terpisah sejauh 4,3 derajat terhadap Planet Merah itu. Saat Bulan Purnama Apogee, Bulan juga akan tampak 30 persen lebih redup dari saat Purnama di Perigee. Kecerlangan Bulan yang diamati dari Bumi juga dipengaruhi berbagai faktor lainnya seperti kenampakan, awan, dan polusi cahaya.

 

        Fenomena ini berlawanan dengan Perigee yang merupakan titik terdekat Bulan dengan Bumi. Pada saat fenomena Perigee pada Juni lalu, Bulan berjarak sekitar 364.390 km dari pusat Bumi. Apogee memang berkaitan dengan fenomena mini moon, sedangkan Perigee berkaitan dengan fenomena super moon. Akan tetapi, dibutuhkan skala tertentu sebelum menyebut bulan sebagai mini moon dan super moon. Bagi pengamat di Bumi yang melakukan pengamatan dengan mata tanpa alat, perbedaan ukuran piringan Bulan Purnama dan kecerlangannya tidak akan dengan mudah bisa dikenali.

 

 Aurellia Nur Avisa

XI MIPA 4

Absen 6

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar