Honjok

 


Sejak beberapa puluh tahun lalu, minat melajang masyarakat Jepang memang tergolong sangat tinggi. Hal tersebut menyebabkan angka kelahiran kian menurun setiap tahun. Kini, fenomena tersebut juga mulai marak terjadi Korea Selatan yang disebut sebgai honjok. Honjok ( 혼족 ) adalah istilah Korea Selatan untuk orang yang rela melakukan aktivitas sendirian. Istilah ini dipopulerkan pada tahun 2017 ketika Korea Selatan mengalami peningkatan jumlah orang yang makan, minum, bepergian, dan melakukan aktivitas lain sendirian. Honjok dapat dibagi menjadi hon-bap, hon-sul dan hon-nol.

 

Hon-bap adalah tindakan makan sendiri. Misalnya, jika seseorang menikmati makan nasi sendirian tanpa sadar akan pandangan orang lain, dan merasa puas karena mencari dan makan sendirian di restoran, itu disebut hon-bap. Hon-nol mengacu pada orang yang tidak merasa kesepian dalam pengertian tradisional, dan menikmati waktu dan ruang mereka sendiri untuk bermain dan kegiatan santai. Hon-sul berarti minum sendirian di bar tanpa menyadari tatapan orang lain.

 

Sejumlah anak muda melepaskan hubungannya dikarenakan persaingan yang semakin ketat, kesulitan dalam mencari pekerjaan, dan kesulitan hidup semakin meningkat. Anak-anak muda ini enggan mencoba mempertahankan hubungan antarmanusia yang tidak perlu dan tidak merasa perlu untuk menjalin hubungan baru. Mereka berusaha menghindari pertemuan yang melibatkan banyak orang. Mereka juga merasa tidak perlu menjaga hubungan antarmanusia karena stres. Menurut survei yang meneliti persepsi dan realitas hubungan antarmanusia siswa berusia 20-an, 50,1% siswa menjawab, "Saya telah menghindari pertemuan dengan sengaja dengan orang yang tidak saya kenal atau tidak sukai pada awalnya", sementara 41,7% menjawab, "Saya merasa cemas saat percakapan terputus." Mereka mengatakan bahwa lebih baik menyendiri daripada memelihara hubungan dengan orang lain.

 

Meski terlihat biasa, tetapi di Korea Selatan fenomena honjok masih terasa asing bahkan dianggap sebagai sebuah anomali, atau hal yang tidak normal. Hal ini terjadi karena Korea Selatan menjungjung sikap kebersamaan, baik saat minum atau menikmati makanan.  Namun seiring berjalan waktu jumlah penganut honjok makin berkembang bahkan angkanya kian bertambah. Dikutip dari Quartz, sebauh data statistik pemerintah Korea Selatan menunjukkan di mana rumah tangga berjumlah satu orang mengalami peningkatan hingga 27% dibandingkan tahun 2015. Angka ini cukup tinggi, mengingat 10 tahun lalu, rumah tangga berjumlah 4 orang berada di urutan pertama sebagai jumlah terbesar. Perubahan ini jelas menunjukkan bahwa banyak generasi muda di Korea Selatan yang lebih memilih hidup melajang.

 

Seiring tuntutan zaman, kurangnya waktu untuk sendiri, banyaknya kemudahan yang ditawarkan teknologi mendorong semakin banyak orang, terutama mereka yang memiliki sifat introvert untuk lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Tidak ada salahnya untuk punya waktu sendiri, selama dalam batas wajar dan tidak sampai memutuskan interaksi dengan lingkungan sekitar. Di Indonesia, fenomena semacam honjok ini mungkin masih belum populer. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti gawai dan kesendirian jauh lebih menarik daripada harus berkumpul dengan rekan atau teman di dunia nyata.

 

 

Nama    : Nadiva Aulia Inaya

Kelas    : XI MIPA 4

Absen    : 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar