Konjungsi merupakan merupakan fenomena astronomi benda langit yang berdekatan satu sama lain dan dapat dilihat dari Bumi. Konjungsi dapat dialami oleh benda langit karena benda langit bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Sehingga, ada masa dimana suatu planet berada dalam posisi sejajar dengan planet lain dan ada masanya pula mereka berjauhan. Pada saat tertentu planet ini saling menutupi satu sama lain, seperti fenomena gerhana, okultasi, dan transit.
Konjungsi terbagi menjadi dua yaitu Konjungsi superior dan juga Konjungsi Inferior. Konjungsi Superior terjadi ketika Matahari berada di antara suatu planet dan Bumi. Sedangkan Konjungsi inferior berarti suatu planet yang berada di antara Matahari dan Bumi. Konjungsi Inferor sendiri hanya bisa terjadi di dua planet yaitu Merkurius dan Venus. Namun, kedua planet ini juga dapat mengalami Konjungsi Superior. Berbeda dengan planet-planet lain, seperti Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus yang hanya bisa mengalami Konjungsi Superior.
Konjungsi Inferior Merkurius sendiri terjadi saat Merkurius berada dekat dengan Matahari dan juga Bumi yang dimana terletak pada satu garis lurus. Konjungsi inferior Merkurius ditandai dengan pergantian ketampakan Merkurius dimana semula dapat terlihat saat senja, berubah menjadi dapat dilihat saat fajar. Konjungsi Inferior Merkurius adalah hal yang biasa terjadi setiap 116 hari.
Fenomena Konjungsi Inferior Merkurius pernah terjadi belum lama ini, yaitu pada 1 Juli 2020. Saat fenomena ini terjadi posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini. Selain itu, Jarak Matahari dengan Merkurius sebesar 0,563 sa atau 84,2 juta km.
Momen ini adalah momen yang tepat untuk melakukan laser ranging untuk kalibrasi satuan astronomi. Momen yang baik juga untuk mengirimkan wahana (spacecraft). Namun, ketika fenomena ini terjadi Merkurius terlihat tidak jauh dari Matahari dan Bumi berhadapan dengan sisi gelap dari Merkurius. Hal ini menyebabkan kita kesulitan untuk mengamatinya. Kesulitan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Kesulitan untuk mengamati bisa terjadi di seluruh dunia karena berhadapan dengan sisi merkurius yang sama.
Fenomena Konjungsi Inferior Merkurius merupakan fenomena alam yang lumrah terjadi. Fenomena ini bukanlah fenomena berbahaya yang perlu ditakuti. Namun, dengan fenomena ini kita dapat melihat keindahannya melalui mata telanjang dan juga dapat mengabadikannya melalui handphone atau kamera. Fenomena alam Konjungsi Inferior Merkurius ini juga membuat kita lebih dalam mengetahui ilmu Astronomi. Apalagi, di tahun 2020 ini sering terjadi fenomena Astronomi terutama di bulan Juli kemarin. Ditambah dengan adanya pandemi ini memudahkan kita untuk melihatnya secara langsung dari rumah bersama keluarga dan mengabadikannya di berbagai media sosial.
Atria Astika Putri
XI MIPA 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar