Fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik yang suhunya lebih rendah dibanding kawasan sekitarnya dikenal dengan sebutan La Nina. La Nina adalah kondisi yang berlawanan dengan El Nino, yaitu fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena La Nina yaitu wilayah Indonesia akan mengalami intensitas hujan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Fenomena lautan yang terjadi di Samudera Pasifik bisa mempengaruhi cuaca dan curah hujan di Indonesia karena adanya Sirkulasi Walker yang berputar sejajar dengan garis khatulistiwa. Sirkulasi Walker terjadi akibat dari gaya gradien tekanan yang berasal dari satu area tekanan udara tinggi di wilayah timur Samudera Pasifik dan satu area tekanan udara rendah di wilayah archipelago Indonesia.
Ketika El Nino terjadi, Sirkulasi Walker akan bergeser dan menyebabkan bentuknya menjadi subsiden (turun), sehingga potensi pertumbuhan awan konvektif dan curah hujan akan berkurang. Sementara itu, Sirkulasi Walker akan berbanding terbalik dan menyebabkan potensi pertumbuhan awan konvektif meningkat serta berpengaruh terhadap curah hujan yang tinggi saat terjadinya La Nina.
El Nino umumnya akan terjadi pada bulan Desember, ketika suhu di perairan pasifik tengah dan timur meningkat. Tetapi, untuk fenomena La Nina, keilmuan saat ini masih cukup sulit untuk memprediksi waktu terjadinya. Siklus terjadinya La Nina tidak terjadi dalam rentang periode tertentu, namun umumnya terjadi sekitar 6-7 tahun sekali. Menurut catatan para ilmuwan, La Nina telah terjadi sebanyak 15 kali.
La Nina terjadi melalui proses-proses yang bertahap. Pada umumnya, proses fenomena La Nina terjadi karena kondisi berikut :
1. Menguatnya angin di Samudera Pasifik.
2. Massa air hangat terbawa arus.
3. Terjadinya upwelling.
Dampak El Nino dan La Nina bisa berbeda-beda karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang tersebar luas. Menurut BMKG, sifat hujan bulanan adalah perbandingan curah hujan bulanan dengan nilai rata-rata curah hujan pada periode normal. Oleh karena itu, analisis yang digunakan akan melibatkan data-data terdahulu. Misalnya curah hujan pada periode tertentu seperti kurun waktu 10 tahun bahkan 30 tahun yang lalu.
Beberapa dampak global La Nina adalah sebagai berikut :
1. Menguatnya angin pasat timur.
2. Sirkulasi Monsoon ikut menguat.
3. Wilayah pasifik bagian timur akan mengalami penurunan akumulasi curah hujan sehingga mengakibatkan cuaca lebih dingin dan kering.
4. Wilayah pasifik ekuatorial barat seperti Indonesia, Malaysia, dan Australia bagian utara akan berpeluang mengalami curah hujan yang tinggi. Kondisi tersebut disertai cuaca yang lebih hangat dan lembab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar