HONJOK
CULTURE
Kata honjok merupakan sebuah neologisme yang
menggabungkan kata hon (sendiri)
dan jok (suku).
Dapat diartikan honjok adalah
keadaan di mana seseorang melakukan segala hal sendiri dan menjadikan sesuatu
yang dapat dibanggakan karena dinilai mandiri. Istilah ini sering
digunakan untuk menggambarkan generasi yang memeluk kesendirian dan
kemandirian. Meski sekilas terlihat sederhana, tetapi maraknya fenomena ini
memberi dampak besar pada hal lain, yaitu menurunnya angka pernikahan di Korea
Selatan.
Jumlah pemuda yang melepaskan hubungannya karena meningkatnya
persaingan, kesulitan dalam mencari pekerjaan, dan kesulitan hidup semakin
meningkat. Orang-orang muda ini enggan untuk mencoba menikah ataupun memelihara
hubungan antarmanusia yang tidak perlu dan tidak merasa membutuhkan hubungan
yang baru. Mereka berusaha menghindari pertemuan yang melibatkan banyak orang.
Mereka juga tidak berpikir bahwa mereka perlu menjaga hubungan antarmanusia
karena bagi mereka perbuatan tersebut dapat menyebabkan stres.
Menurut survei yang meneliti persepsi dan realitas hubungan antarmanusia
di Korea Selatan, siswa berusia 20-an, 50,1% siswa menjawab: "Saya telah
menghindari pertemuan dengan sengaja dengan orang yang tidak saya kenal atau
tidak sukai pada awalnya", sementara 41,7% menjawab "Saya merasa
cemas ketika percakapan terputus." Mereka mengatakan bahwa lebih baik
menyendiri daripada menjaga hubungan dengan orang lain. Pada 2010, kata hon-sul
hanya diucapkan sebanyak 14 kali, namun pada tahun 2016 melonjak menjadi 27.778
kali. Kata hon-bap juga dikatakan hanya enam kali pada tahun 2010, tetapi telah
disebutkan lebih dari 6.000 kali pada tahun 2016. Seperti yang dapat dilihat
dari data ini, pengikut budaya honjok untuk setiap tahunnya meningkat secara
dramatis.
Menurut
Kantor Statistik Nasional, jumlah rumah tangga satu orang hanya berjumlah
sembilan persen pada tahun 1990, tetapi mencapai 24% pada tahun 2010. Ini akan
mencapai 30% pada tahun 2020. Ini karena hubungan keluarga tradisional dengan
cepat hancur seiring bertambahnya populasi yang menua dan angka kelahiran
menyusut. Proporsi rumah tangga satu orang meningkat seiring bertambahnya usia
penduduk. Pada tahun 2015 proporsi rumah tangga satu orang yang kepala
keluarganya berusia di bawah 39 tahun merupakan yang tertinggi dengan 36,9%;
tertinggi kedua adalah dari 40–59 tahun dengan 33,2%; dan terakhir adalah
mereka yang berusia di atas 60 tahun, yaitu lebih dari 30%. Namun, untuk tahun
2045, lebih dari 60% rumah tangga dengan satu orang diharapkan meningkat
sebesar 54%.Enam dari sepuluh mahasiswa tidak menunjukkan keengganan untuk
hidup sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga banyak orang yang lebih
memilih rumah tangga satu orang.
Menurut
tren sosial Korea pada tahun 2015 yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional
Korea (NSO), sekitar 56,8% orang Korea yang berusia di atas 15 tahun lebih suka
menikmati waktu luang mereka sendirian. Hanya 8,3% responden mengatakan mereka
menghabiskan waktu luang mereka dengan teman. Biasanya, ada prasangka dengan
hon-nol bahwa tidak ada "teman bermain", tetapi statistik ini bisa
dibilang menunjukkan bahwa orang yang punya banyak teman juga menikmati
hon-nol. Lebih baik bagi mereka untuk melakukan apa yang mereka suka daripada
menanggung situasi stres saat mengoordinasikan rencana dengan teman-teman
mereka. Persepsi masyarakat juga menjadi penyebab tren ini. Seiring berjalannya
waktu, orang mungkin tidak menganggap hon-nol adalah perilaku sosial yang
buruk. Ketika ditanya apakah ada perasaan tidak nyaman sehubungan dengan
bekerja sendiri di usia 20-an, 74,7% menjawab "tidak". Tiga dari
empat orang berusia 20-an tidak peduli dengan aktivitas mereka sendiri.
Budaya Honjok dapat berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan seseorang karena dengan seseorang mengikuti budaya honjok, orang tersebut akan lebih menghabiskan waktunya untuk menyendiri, dan hubungan antar manusia akan kurang terjalin dengan baik, malah bahkan dengan tetangga sendiri seseorang akan merasa asing, tetapi disamping dampak negative budaya honjok tersebut, mungkin disisi lain budaya honjok sangat bermanfaat bagi warga Korea Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar