Konjungsi Inferior Merkurius

 


Dalam istilah astronomi, konjungsi diartikan sebagai pertemuan antara dua benda langit atau lebih. Istilah ini digunakan jika benda langit ada dalam posisi searah jika diamati dari Bumi. Mengapa benda langit bisa mengalami konjungsi? Sebab, benda langit ini bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Sehingga, ada kalanya satu benda lain ada dalam posisi berdekatan atau sejajar dengan benda langit lain. Ada kalanya pula mereka berjauhan sama sekali. Ada dua jenis konjungsi, yaitu inferior dan superior, Kedua istilah tersebut tergantung dari posisi planet ketika dilihat dari Bumi. Konjungsi Inferior akan terjadi ketika Merkurius dan Venus berada di antara Matahari dan Bumi. Sedangkan Konjungsi Superior akan terjadi ketika Matahari ada di antara planet tersebut dan Bumi.

 Menurut Rhorom, konjungsi inferior artinya benda langit berada di antara Matahari dan Bumi. Namun, menurut Rhorom fenomena konjungsi inferior sangat sulit diamati. Sebab, ketika ada di posisi konjungsi, Bumi berhadapan dengan sisi gelap dari Merkurius. Kesulitan pengamatan ini tak hanya di Indonesia, bahkan sulit diamati oleh pengamat di seluruh dunia. Jika diibaratkan, fenomena konjungsi ini seperti memotret orang dengan latar cahaya yang terang. Tentu wajah objek foto akan terlihat gelap, karena membelakangi sumber cahaya alias backlight.

Konjungsi inferior merkurius terjadi ketika Matahari, Merkurius, dan Bumi, berada pada satu garis lurus. Fenomena tersebut menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula dapat terlihat ketika senja, kemudian berubah ketika fajar. Posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) di Konstelasi Gemini. Jarak Matahari dengan Merkurius sebesar 0,563 sa atau 84,2 juta km.

Nah jadi itu tadi penjelasan tentang konjungsi inferior merkurius semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua


Andrien Nabila

XI MIPA 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar