Likuifaksi

 



                      ≈LIKUIFAKSI≈

     Apa kalian masih ingat tentang kejadian yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah yang mengakibatkan lebih dari 2.000 orang meninggal. Hal ini terjadi dikarenakan gempa berkekuatan 7,4 skala Richter, gempa itu juga mengakibatkan gelombang tsunami dan fenomena tanah bergerak. Sejak saat itu, orang-orang di seantero negeri membicarakan fenomena itu, namanya adalah likuifaksi. Peristiwa itu menjadi duka mendalam untuk Indonesia tahun 2018. 

     Tapi, apa sih likuifaksi itu? Likuifaksi atau yang bisa disebut dengan pencairan tanah adalah fenomena dimana tanah menjadi jenuh sehingga kehilangan kekakuan atau kepadatannya dikarena adanya tegangan, contohnya adalah gempa bumi atau perubahan lain secara mendadak dan menyebabkan sifat tanah yang padat berubah menjadi cairan atau air berat. 

     Karena tanah berubah menjadi cairan maka paling beresiko adalah tempat yang memiliki tipe tanah berpasir, karena pasir cenderung memiliki pori atau rongga dan mudah untuk terkena tarikan. Hilangnya struktur tanah akibat kehilangan kekuatan atau kemampuan untuk memindahkan tegangan geser inilah yang disebut sebagai pencairan. 

     Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat pencairan tanah atau likuifaksi adalah tanah bergeser. Apabila posisi tanah terletak di lahan miring, tanah dapat bergerak menuju bagian bawah karena tertarik gaya gravitasi. Pergerakan inilah yang menjadikan tanah seolah-olah terlihat “berjalan”, berpindah dari tempat semula ke tempat yang baru. Namun, apabila kekuatan tekanan air pori tidak melampaui kekuatan gesek tanah, efek dari likuefaksi hanya sebatas retakan-retakan yang memunculkan air dengan membawa material pasir.

     Jika mengamati proses terjadinya likuifaksi sebenarnya mudah, namun permasalahan utamanya adalah likuifaksi ini tidak dapat dideteksi dulu berbeda dengan tsunami yang bisa dideteksi menggunakan alat. Likuifaksi sangat bergantung pada getaran dan juga gempa, sehingga kita tidak bisa menilai bahwa gempa tersebut bisa menyebabkan fenomena pencairan tanah atau tidak. 

     Namun hal jelasnya bahwa fenomena gempa bumi yang terjadi di zona dengan tanah yang mengandung air tinggi sangat beresiko untuk terjadi likuifaksi. Biasanya fenomena ini terjadi untuk tanah yang dekat dengan laut atau pantai. Bisa juga terjadi gempa di area yang kaya akan air dan juga tanahnya berpasir. Maka likuifaksi bisa terjadi begitu saja.

      Kita juga bisa meminimalisasi terjadinya likuifaksi dengan cara merekayasa pengerasan atau pemadatan material tanah. Misalnya, dengan mencampurkan semen (soil mixing), injeksi semen (grouting), membuat pondasi dalam sampai tanah keras, dan


 sebagainya, untuk bangunan bergedung tinggi cara ini sangat perludilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar