Siapa yang tidak mengenal batik? Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Batik merupakan salah satu cara atau teknik untuk membuat pakaian. Teknik seni kain yang mirip batik sebenarnya juga dapat ditemukan dalam beberapa budaya seperti di Nigeria, Tiongkok, India, Malaysia, Sri Lanka dan daerah lain di Indonesia. Namun, batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain.
Batik merupakan salah satu dari 10 kebudayaan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Hal itu dapat dibuktikan ketika batik didaftarkan untuk mendapat Intangible Cultural Heritage di UNESCO pada tanggal 4 September 2008. Hingga akhirnya UNESCO secara resmi menerima batik dan mengukuhkannya sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi setelah pelaksanaan sidang ke-4 UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. Sehingga tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Bukan tanpa alasan UNESCO memberikan pengakuan batik sebagai warisan dunia. Mereka melihat teknik, simbolisme, dan budaya dalam pembuatan batik yang diwarnai menggunakan tangan pada bahan katun dan sutra telah menyatu dengan kehidupan rakyat Indonesia.
Pengakuan tersebut membuat perkembangan batik di Indonesia mengalami kemajuan, baik dari segi warna maupun motif atau coraknya. Batik yang memiliki warna dan motif yang cantik makin digemari, bukan hanya saat acara formal, tetapi juga tampilan sehari-hari. Motif batik di Indonesia tidak hanya terdiri dari satu macam, melainkan banyak jenisnya yang dibedakan berdasarkan daerah. Ada beberapa motif batik yang memiliki filosofi sehingga membuatnya terlihat istimewa.
Misalnya motif batik “Mega Mendung” yang berasal dari daerah pesisir dan di sana pekerjaan membatik adalah hal yang lazim bagi laki-laki. Beragam warna dan corak batik lainnya juga dipengaruhi oleh asing. Namun, pada akhirnya batik menyerap pengaruh dari luar seperti penjajah dan pedagang asing.
Warna-warna batik cerah seperti merah diperkenalkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan motif phoenix. Bangsa Eropa juga berminat ke budaya ini, hasilnya mereka membuat corak bunga-bunga atau dari benda-benda yang dibawa seperti kereta kuda. Warna kesukaan mereka, seperti biru, juga ikut mempengaruhi. Sementara itu, batik tradisional tetap mempertahankan motifnya. Dalam upacara adat batik tradisional juga masih sering dipakai karena perlambangannya masing-masing.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kita sebagai generasi muda penerus bangsa untuk dapat menjaga batik sebagai kebudayaan dan warisan negara Indonesia adalah dengan menumbuhkan semangat berpakaian batik. Sebagai bagian dari negara Indonesia generasi-generasi muda harus menjadikan batik Indonesia sebagai pakaian yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti di area kampus, rumah, dan di lingkungan sekitar. Dengan demikian, generasi muda semakin memahami bahwa batik tidak hanya dapat digunakan oleh kaum-kaum penting saja dalam acara formal, tetapi batik justru dapat digabungkan dengan trend fashion modern pada zaman sekarang ini.
Nama : Nindya choirunnissa pristri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar