Tsunami secara harfiah berarti ombak besar di
pelabuhan. Yaitu gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar
laut, gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan
kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut
memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut
lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan
yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api,
gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkann
gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Berdasarkan statistik, Jepang tercatat sebagai
negara yang paling sering mengalami tsunami di dunia. Sementara Indonesia,
berada di posisi keempat. Lokasi rawan tsunami ditentukan dari sejarah kejadian
tsunami, morfologi atau bentuk pantai.
Hal ini diakibatkan oleh wilayah Indonesia
yang dikelilingi oleh area pertemuan lempeng tektonik dan gempa bumi terjadi
pada area pertemuan kedua lempeng tersebut. Di Indonesia, terdapat tiga kawasan
lempeng utama yang dapat mengakibatkan tsunami. Lempeng Indo-Australia bertemu
dengan lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Pasifik
dan Lempeng Pasifik bertemu dengan lempeng Filipina.
Karakteristik tsunami bisa dilihat dari tinggi
gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Secara
bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30 meter,
lalu Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki
durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sementara gelombang pasang bisa
berlangsung lebih lama yaitu 12-24 jam, dan juga cepat lambatnya gelombang
tsunami tergantung pada kedalaman laut.
Terjadinya gempa bumi dan tsunami tidak bisa
di prediksi. Namun, masyarakat bisa melakukan upaya-upaya mitigasi untuk
meminimalisasi risiko saat gempa bumi dan tsunami terjadi. di antaranya adalah
mengetahui bahaya tsunami, termasuk tanda-tanda alam. dan juga sangat penting
untuk memiliki rencana respons sehingga dapat bereaksi dengan cepat dan tepat
saat terjadi gempa bumi yang diikuti peringatan tsunami.
Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus
lapisan bumi akibatnya dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu, tetapi tidak semua
gempa dan gunung meletus mengakibatkan tsunami dan tidak semua tsunami
menimbulkan gelombang besar. Tsunami menyebabkan kerusakan, kerugian dan menelan
banyak korban. Kerusakan yang paling besar terjadi ketika gelombang besar
tsunami itu mengenai pemukiman manusia dan menyeret apapun yang dilaluinya.
Oleh karena itu pentingnya masyarakat harus memahami evakuasi tsunami, tujuan
evakuasi, dan mengetahui cara mendapatkan informasi seputar tsunami.
Laudya
Amadea Chynthia Bella
Tidak ada komentar:
Posting Komentar