Resensi Novel Crazy Rich Asians

 

1.      Identitas buku :

a.       Judul buku : Crazy Rich Asians

b.      Nama pengarang : Kevin Kwan

c.       Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

d.      Waktu terbit : September 2018

e.       Tebal buku : x + 469 halaman

2.      Pendahuluan

Buku yang berjudul “Crazy Rich Asians” ini merupakan novel pertama dari trilogy yang menjadi salah satu novel best selling karya Kevin Kwan yang diterbitkan pada tahun 2013. Sequel buku ini adalah “China Rich Girlfriend” yang diterbitkan pada tahun 2015 dan dilanjutkan dengan “Rich People Problems” pada tahun 2017. Pada tahun 2018 novel “Crazy Rich Asians” ini diangkat menjadi sebuah film yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat saat waktu penayangannya.

Cerita dengan keluarga yang memiliki kekayaan berlimpah dengan jumlah yang tidak masuk akal. Mereka bahkan membayar para wartawan dan media untuk menutup mulut (menjaga privasi) mereka agar eksistensinya tidak terlihat di dunia ini. Bahkan tempat tinggal mereka saja tidak terdeteksi di GPS atau maps manapun. Mereka adalah para kaum Megarich Asia yang menetap di Singapura dengan marga Young, T’sien, dan Shang. Ketiga marga ini akan membawa kita kepada silsilah yang ada dalam cerita ini, sehingga kita lebih mudah untuk memahami alurnya. Buku ini juga mengenalkan kita pada golongan orang kaya baru, golongan old money, perbedaan antara china perantauan, dan china daratan.

3.      Ringkasan Isi Buku

Pada bagian prolog terdapat sebuah adegan yang terjadi di London ketika malam hari. Dimana dua wanita Asia dan kedua anak mereka dalam keadaan basah kuyup sedang meminta kepada receptionist agar menunjukkan letak kamar mereka. Namun, receptionist itu malas untuk menanggapi wanita tersebut. Entah Ia bersikap racist atau karena penampilan keempat orang itu yang terlihat seperti tidak memiliki uang, karena memang mereka sedang berada di dalam hotel terbaik dan termahal di London (Calthorpe). Seorang manager hotel itu akhirnya mendatangin mereka dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Namun, apa yang Ia lakukan ternyata sama saja dan malah merekomendasikan mereka untuk mencari penginapan murah di Chinatown.

Salah satu wanita itu akhirnya meminta untuk dipinjami telepon untuk menghubungi suaminya. Namun, pegawai hotel itu menunjukkan kotak telepon yang berada di luar hotel. Tak lama kemudian keempat orang ini masuk kembali ke dalam hotel. Kejadian yang sama terulang, dimana tampak pegawai dan manager tadi ingin mengusir mereka. Namun, kehadiran sang pemilik hotel itu mengalihkan perhatian mereka. Ia berkata bahwa baru saja Ia mendapatkan telepon dari suami wanita tersebut. Sebuah kejadian mengejutkan terjadi, ketika sang pemilik hotel berkata “Aku baru saja menjual Calthorpe, semuanya. Mari perkenalkan nyonya pemilik yang baru, Mrs. Felicity Leong.” Dagu pegawai dan manager tadi langsung seakan-akan jatuh ke dasar laut ketika mendengarnya. Mereka tidak menyangka bahwa keempat orang tersebut ternyata mampu memindahkan hak kepemilikan sebuah hotel semudah membalikkan telapak tangan mereka.

                         Dimulai pada alur masa kini, dimana Rachel Chu dan kekasihnya Nicholas Young sedang berada di sebuah cafe di New York. Rachel yang merupakan seorang dosen ekonomi keturunan chinese ini diajak oleh Nick untuk mengunjungi kampung halamannya di Singapura, sembari mengisi waktu summer break mereka. Rachel menyetujuinya dan membayangkan tentang sebuah rumah yang sederhana dan hal-hal normal lainnya. Namun, sebuah kenyataan menampar dirinya bahwa ternyata kekasihnya ini bukan berasal dari golongan ordinary, tapi extraordinary.

            Rachel bisa memiliki pemikirian seperti itu karena Ia mengalami beberapa kejadian yang tidak biasa ketika mereka berada di bandara. Dimulai dari orang-orang yang membawakan barang-barang milik mereka dan berakhir dengan duduk di bangku first class. Rachel mulai bertanya-tanya kepada Nick tentang apa pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua Nick sehingga Ia bisa dengan santainya memesan ticket first class. “Kupikir jika kau akan pergi melintas separuh dunia bersamaku, setidaknya Aku harus mencoba untuk membuatnya senyaman mungkin,” kata Nick dengan nada yang teramat ringan. “Tapi ini pasti mahal sekali! Kau tidak harus menjual ginjalmu, kan?” Rachel menjawab dengan cepat. Ia masih belum mengerti mengapa orang-orang memilih untuk membayar lebih, padahal waktu yang ditempuh untuk sampai ke tempat tujuan juga sama saja dengan yang membayar dengan harga normal.

            Pada film, adegan ini memiliki potongan percakapan yang lumayan populer, yaitu ketika Rachel bertanya “Jadi, keluargamu itu kaya?” dan Nick menjawab dengan “Kita hanya merasa nyaman.” Rachel langsung memandang Nick dan berkata “Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh orang yang sangat kaya.”

            Dalam novel ini terdapat tokoh perfect woman, yaitu Astrid Leong. Cantik, kaya, pintar, dan Ia memiliki sifat down to earth. Astrid menikah dengan Michael Teo yang awalnya merupakan seorang tentara. Sekarang Michael merupakan seorang CEO berkat bantuan Astrid, tentu saja. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Cassian. Apakah seorang perfect woman ini selalu mendapat keberuntungan dalam hidupnya? Hidup seseorang tidak ada yang sempurna, begitu juga hidup yang dialami oleh Astrid Leong. Semua hal yang disembunyikan pada akhirnya akan diketahui juga, walaupun suatu kebenaran kadang agak menyakitkan.

            Terdapat juga Goh Peik Lin, sahabat Rachel ketika kuliah dulu. Peik Lin sudah lama ingin mengajak Rachel untuk pergi ke rumahnya di Singapura dan hal itu terwujudkan ketika Rachel pergi bersama Nick. Rachel juga tidak menyangka bahwa sahabatnya yang urakan itu termasuk dalam jajaran orang kaya. Pagar rumah electric dan rumah sebesar lapangan sepak bola. Hidangan yang disebut biasa, padahal berisi lobster, udang, dan beberapa sajian lainnya yang tidak bisa dikatakan biasa. Peik Lin selalu berada di sisi Rachel kapanpun dan dimanapun itu. Ia membantu segala keperluan yang dibutuhkan Rachel sebelum tampil di depan keluarga Nick dan Ia juga yang mengulurkan tangannya ketika Rachel mengalami suatu kejadian yang buruk.

            Perkenalkan juga Eleanor Young, ibu dari Nick Young yang memiliki pendapat sangat kuat tentang siapa saja yang boleh dan tidak boleh untuk dinikahi putranya. Rachel termasuk dalam barisan orang yang dirasa tidak pantas oleh Eleanor untuk menjadi pendamping Nick. Memangnya bisa, seorang putra tunggal yang akan mewarisi kekayaan keluarganya menikah dengan seorang wanita biasa yang bahkan kehidupannya saja tidak jelas? Namun, tidak ada yang tahu kedepannya akan seperti apa. Novel ini akan menceritakan kepada kalian lika-liku hubungan yang dialami oleh Rachel dan juga Nick untuk mencapai sebuah happy ending.

4.      Keunggulan Isi Buku

            Novel “Crazy Rich Asians” ini memiliki alur cerita yang menarik. Penggambaran suasananya juga tersampaikan dengan jelas, sehingga kita seperti benar-benar berada dalam cerita ini. Novel ini juga memiliki penjelasan untuk kata yang ditulis dalam bahasa asing ataupun istilah lainnya. Bagi seseorang yang menyukai kisah romansa tentang lelaki kaya raya maka saya akan merekomendasikan cerita ini. Banyak hal-hal yang diungkap seperti perbedaan antara kehidupan orang biasa dan orang kaya. Tetapi, novel ini juga mengajarkan banyak hal bagi diri kita. Intinya saya sangat merekomendasikan kalian untuk membaca novel “Crazy Rich Asians” bahkan kalau bisa, saya merekomendasikan untuk membaca seluruh buku dalam trilogy-nya.

5.      Kekurangan Buku

            Novel ini bisa dibilang tebal dan tidak bisa dibaca melompat. Para pembaca harus benar-benar menyerapi setiap kata yang tertulis, karena banyak hal yang perlu dipahami. Novel ini menggunakan bahasa yang agak tinggi, sehingga agak sulit untuk dipahami. Karena novel ini termasuk novel terjemahan, jadi kata-kata yang digunakan mungkin tidak familiar dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah tokoh dalam cerita ini juga tidak sedikit, jadi mungkin kalian akan merasakan fase dimana lupa siapa dan apa perannya tokoh ini. Namun tidak mengapa, lama-lama juga akan terbiasa dengan banyaknya jumlah tokoh dalam cerita ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar