Judul
buku: Laut Bercerita
Penulis:
Leila S. Chudori
Penerbit:
PT Gramedia
Jumlah
Halaman: x+379
Leila S. Chudori merupakan seorang
wartawan di majalah Tempo. Ia mengaku bahwa novel terbarunya ini terinspirasi
dari kisah nyata pada Era Orde Baru sekitar tahun 1991-2008. Sehingga untuk
menulis buku ini, ia melakukan riset wawancara dan beberapa penyelidikan pada
korban yang berhasil kembali. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan buku ini ia
membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun. Selain menjadi buku, kisah ini juga
berhasil diangkat menjadi sebuah film berdurasi kurang lebih 30 menit yang
disutradarai oleh Pritagita Arianegara.
Buku ini menceritakan tentang penculikan Biru
Laut -seorang mahasiswa aktivis yang terlibat dalam aksi 1998- oleh Tim Elang.
Ia diculik bersama teman-temannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon,
dan Naratama, mereka dibawa ke suatu tempat yang tak dikenal. Berbulan bulan mereka disekap di
ruangan gelap berjeruji layaknya kandang singa, diinterogasi sambil matanya
ditutup oleh kain, tangan dan kaki diikat, ditendang dengan sepatu gerigi,
digantung, dan disetrum agar menjawab pertanyaan dari para penyiksa itu:
siapakah yang berdiri di balik gerkaan aktivis dan mahasiswa saat itu.
Selain itu, Buku ini juga menceritakan
dari sudut pandang dari keluarga yang ditinggalkan, seperti keluarga Biru Laut
yang tetap melaksanakan tradisi makan sekeluarga sambil menanti Laut yang tak
kunjung datang. Sampai suatu ketika Naratama; Daniel; dan Alex dikembalikan
oleh para penculik keji itu, Asmara Jati bersama Tim Komisi Orang Hilang
berusaha mencari jejak mereka yang hilang dan mempelajari testimoni dari mereka
yang kembali. Semua orang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka.
Sementara Biru Laut, sudah tenggelam di dasar laut yang sunyi.
Keunggulan buku ini yaitu penggambaran
oleh Leila dengan begitu detail sehingga membuat buku terasa nyata. Pembaca
jadi ikut merasa senang, sedih, kesal, dan bahkan ngilu akan siksaan yang
dirasakan oleh mereka. Namun, penggambaran detail tersebut membuat pembaca
sedikit bingung dengan alur yang maju mundur. Bahasa yang digunakan juga cukup
berat dan cukup vulgar. Dari buku ini pembaca diperlihatkan akan sisi ‘gelap’
negeri ini di masa lalu dan betapa kejamnya masa Orde Baru. Selain menceritakan
tentang sejarah, buku ini juga mengangkat genre romantis secara tipis.
Laut Bercerita sangat rekomendasi untuk
seseorang yang menyukai sejarah dan para remaja untuk menjadi pembelajaran agar
tidak terulang kembali kejadian keji seperti ini. Akan tetapi, buku ini tidak direkomendasikan
untuk orang yang mempunyai ketakutan atau sensitive terhadap kekerasan karena
penggambaran siksaan dalam buku ini sangat detail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar