Resensi Cerpen Jannang

 

Identitas

Judul Cerpen : Jannang

Penulis : Alfian Dippahatang

Penerbit : Jawa Pos

Tahun Terbit : 2022

Pendahuluan

Alfian Dippahatang adalah seorang penulis puisi dan fiksi. Beliau Lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 3 Desember 1994. Alfian Dippahatang berkuliah di Universitas Negeri Makassar (UNM) mengambil jurusan sastra tetapi tidak selesai, kemudian ia melanjutkan studinya lagi di Universitas Hasanuddin di Fakultas Sastra jurusan sastra Indonesia. Beliau menerbitkan anatologi puisi Bersama Penyiar Muda Makassar yaitu, Benang Ingatan (Indie Book Corner,2016). Pada beberapa waktu lalu beliau baru saja menerbitkan cerpen Jannang yang diterbitkan di Koran Jawa Pos pada 19 Februari 2022.

Ringkasan

                 Cerita dimulai pada saat Hajah Ruhi tak dipercaya menjadi jannang lagi. Sebelumnya Hajah Ruhi adalah jannang yang sangat dipercaya dikalangan warga. Walaupun Hajah Ruhi sudah sangat berumur, namun racikan makannnya tak pernanh gagal dalam hal memuaskan lidah para tamu. Sudah sepuluh tahun Hajah Ruhi Berpartisipasi di aktivitas masak-memasak di berbagai acara.

                Namun, setelah satu kejadian yang menimpanya, Hajah Ruhi kehilangan kepercayaan oleh warga sekitar akibat sajian makanannya yang membuat para tamu undangan mual dan muntah-muntah. Terlebih lagi pemilik hajatan tersebut adalah orang penting yang merupakan dewan di kabupaten yang sudak memasuki periode kedua masa jabatannya. Ia adalah hajah Dewan, atau biasa dikenal dengan Hajah Taming. Pada saat kejadian itu, hajah Dewan benar-benar tak mau memaafkan dan memahami Hajah ruhi, ia bersikeras menyatakan bahwa kejadian itu murni kesalahan Hajah Ruhi. Hajah ruhi pun bertanggung jawab atas kejadian yang menimpanya itu.

                Setelah peristiwa buruk tersebut, Hajah Ruhi dipanggil kembali untung menjadi jannang disalah satu acara yang akan dilenggarakan oleh Supiati, sebenarnya ada 3 jannang terpercaya di wilayah tersebut. Tetapi Supiati tetap lebih memilih Hajah Ruhi untuk menyajikan masakan di acaranya walaupun setelah berita miring tersebut. Menurutnya Hajah Ruhi sangat baik dalam mengolah daging supaya tak amis, apalagi membuat kuah sampai menumis bumbu.

                Banyak orang yang ingin menggoyahkan keputusan supiati dalam memiluh jannag, mulai dari ibunya yang Bernama Tatti, dan juga Hajah Mello. Tetapi keputusan Supiati tetap bulat dalam keputusannya memanggil Hajah Ruhi Kembali menjadi jannang.

                Sampailah dihari acara, Hajah Mello sengaja tak datang, tujuannya agara Supiati merasa bersalah karena telah memilih Hajah Ruhi menjadi jannangnya. Tetapi sebagai gantinya ia menyuruh Hania datang ke acara Supiati, Hania adalah pesuruh setia Hajah Mello, sebenarnya ia juga sudah muak dengan Hajah Mello, tetapi apa boleh buat, ia berutang budi kepada Hajah Mello.

                Sesampainya Hania di acara, Supiati langsung menyuruh salah satu keluarganya untuk mengawasi gerak gerik Hania. Hajah Ruhi yang melihat kedatangannya pun pangsung merasa sedikit terganggu, sebenarnya Hajah Ruhi sudah tau dalang dibalik kejadian buruk itu. Tetapi tak disangka-sangka Hania malah meminta maaf kepada Hajah Ruhi dan menyatakan ia menyesal atas kejadian itu, pada saat itu ia menuangkan ulat-ulat kecil di makanan berkuah yang disajikan Hajah Ruhi.

                Pernyataan yang dilontarkannya pada Hajah Ruhi membuat Hajah Ruhi berhenti mengaduk, dan juga orang-orang oun memahami maksudnya itu, sekarang semua pandangan tertuju pada Hania.

Keunggulan

                Bahasa pada cerpen ini mudah dimengerti, dan juga konflik yang dibawakan oleh pengarang secara bertahap membuat pembaca merasakan keseruan dari alur cerita yang disajikan. Orang yang membaca tak akan merasakan bosan karena konfliknya yang seru.

Kelemahan

                Akhir dari cerita cerpen ini seperti kurang selesai, masih banyak detail yang seharusnya didetailkan oleh pengarang, endingnya seperti diuruh menebak sendiri apa yang selanjutnya terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

Rekomendasi

                Cerpen ini sangat menarik dan cocok dibaca oleh semua kalangan, banyak nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Plotnya juga dapat membuat orang tercengang dengan alur cerita yang tertulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar