Judul buku : The Bliss Bakery Trilogy #1: Bliss
Penulis: Kathryn Littlewood
Penerjemah : Nadia Mirzha
Illustrator: Lacopo Bruno
Penerbit : Noura Books PT. Mizan Publika
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman : viii + 308
Seperti judulnya, buku ini merupakan buku
pertama dari The Bliss Bakery Trilogy. Buku karya Kathryn Littlewood ini
merupakan sebuah buku bergenre fantasi yang cukup ringan untuk dibaca. Buku ini
membuat para pembaca sulit untuk berhenti dan penasaran dengan kelanjutan
ceritanya. Ditambah lagi taburan humor serta petualangan-petualangan yang
disajikan, membuat buku ini semakin menarik dan menyenangkan.
_
Buku ini menceritakan tentang seorang
gadis remaja bernama Rosemary Bliss yang tinggal bersama keluarganya di sebuah
kota bernama Calamity Falls. Keluarganya merupakan pemilik toko roti yang
sangat digemari oleh warga Calamity Falls. Toko ini menjual roti-roti yang
secara ajaib dapat “menyembuhkan” serta membuat orang yang memakannya bahagia.
Keluarganya terdiri dari Albert—ayahnya,
dan Purdy—ibunya, yang selalu sibuk mengelola toko roti milik keluarganya itu,
Thyme (Ty), kakaknya yang tampan—dan narsis, Sage yang gemar melucu, dan
Parsley(Leigh) yang menggemaskan. Suatu hari, datang beberapa mobil polisi
beserta Walikota Hammer, yang meminta Albert dan Purdy membuat puluhan
cheesecake untuk mengobati flu yang menjangkiti kota Humbleton. Yang mau tak
mau membuat mereka harus pergi ke kota itu selama seminggu, meninggalkan rumah
serta anak-anak mereka. Mereka kemudian memberikan Rose amanah untuk menjaga
toko roti serta memegang sebuah kunci ruangan dimana Bliss Cookery Book—buku resep turun-temurun keluarga
Bliss—disimpan. Ia diberi pesan untuk tidak membiarkan seorang pun masuk dan
membuka buku itu.
Tak lama setelah kepergian orangtuanya,
datang seorang wanita bersepeda motor, yang kemudian mengklaim bahwa dirinya
adalah Bibi Lily, bibinya. Rose saat itu tidak percaya, berkata bahwa ibu
bahkan ayahnya tidak pernah bercerita bahwa ia mempunyai seorang bibi bernama
Lily. Namun, kemudian Bibi Lily memperlihatkan sebuah tanda lahir yang ajaibnya
sama dengan yang dimiliki oleh Rose, Purdy, Leigh, Sage, dan Ty. Tapi Rose
masih curiga dan tidak senang dengan kehadiran Bibi Lily. Berbeda dengan Sage
dan Ty yang malah kegirangan.
Meskipun telah diberi pesan untuk
tidak membuka Bliss Cookery Book, Rose dan saudara-saudarinya tetap saja gatal,
bersikeras ingin membukanya. Berdalih hanya akan menyalin beberapa resep lalu
keluar dari ruangan.
Dari situ, mereka, Rose dan
saudara-saudarinya, mulai mencoba membuat roti dari resep-resep tersebut. Resep
pertama yang mereka gunakan adalah resep muffin asmara. Mereka mulai mencari
bahan-bahan—yang tidak semuanya normal—untuk membuat muffin tersebut dengan
niat membuat Mr. Bastable dan Miss Thistle jatuh cinta. Namun, sayangnya muffin
tersebut kemudian tidak membuat keduanya bersatu, gagal.
Resep kedua yang mereka buat, Cookie
kebenaran, ditujukan untuk Mrs. Havegood yang gemar membual, berkata akan
menerima sebuah tamu penting di pagi hari yaitu Presiden Kamboja. Namun, sekali
lagi, mereka gagal. Malah lebih kacau, Chip yang ditugaskan untuk memberikan
cookie tersebut pada Mrs. Havegood, dengan ketidaktahuannya malah membagikan
cookie-cookie tersebut pada orang-orang, secara gratis. Disinilah Rose sadar bahwa ia telah membuat
masalah besar.
Kekacauan yang semakin menjadi-jadi
membuat Rose kebingungan. Lily yang kemudian sadar akan kegelisahan Rose
mendesak, memintanya untuk menceritakan hal itu kepadanya. Akhirnya Rose menceritakan
kepada Lily tentang masalah-masalah yang telah dibuatnya itu. Bibi Lily
kemudian memberinya pujian karena telah jujur dan berani meminta bantuan. Walau
begitu Rose tetap ragu untuk memberitahukan keberadaan Bliss Cookery Book kepadanya. Tetapi kemudian tanpa sepengetahuan
Rose, Sage telah memberikan kunci ruang tempat Bliss Cookery Book disimpan kepada Bibi Lily. Sage berkata bahwa
mereka butuh bantuannya dan Bibi Lily akan menemukan cara untuk mengatasi masalah
yang mereka buat.
Rose yang tak bisa apa-apa kemudian
hanya mengikuti rencana milik Bibi Lily untuk membuat Torte Blackberry
Balik-ke-Dulu untuk menyelamatkan warga Calamity Falls. Dan ajaibnya, torte itu
berhasil! Orang-orang kembali bertingkah seperti dulu.
Setelah semua masalah itu selesai,
Bibi Lily membuatnya terkejut dengan mengajaknya untuk ikut ke New York
bersamanya, tampil di acara TV milik Bibi Lily. Namun, Bibi Lily juga ingin
meminjam Bliss Cookery Book. Rose
tergiur. Bibi Lily bahkan menyiapkan Biskuit Lupakan-Aku untuk Rose, yang dapat
membuat orang yang memakannya lupa dengannya. Namun, di detik-detik terakhir
Rose akhirnya menolak ajakan bibinya itu, membuat Bibi Lily kemudian pergi
dengan ketus. Walau begitu Rose bangga dengan pilihannya dan tak lama kemudian
orangtuanya pulang.
Keceriaan mereka karena baru saja
melepas kerinduan kemudian sirna ketika mereka menyadari bahwa Bliss Cookery Book—yang seharusnya ada
di ruangannya—hilang. Sebagai gantinya mereka menemukan sebuah surat dari Bibi
Lily yang ternyata telah membawa buku resep tersebut pergi. Rose sangat
menyesal dan kemudian bertekad untuk mengambil kembali Bliss Cookery Book dari tangan Bibi Lily.
_
Salah satu yang membuat saya tertarik
untuk membeli buku ini adalah sampulnya. Orang-orang berkata “don’t judge a book by its cover”, tapi
kenyataannya siapa sih yang tidak melakukan itu? Pada kenyataannya, salah satu
faktor terbesar seseorang untuk membeli sebuah buku itu karena sampul atau covernya. Semakin menarik sampulnya, semakin
ingin kita memilikinya. Begitu pula dengan buku ini.
Dengan ilustrasi cantik yang didominasi
warna biru karya Lacopo Bruno ini, berhasil menangkap perhatian saya. Uniknya,
pinggiran bukunya—tidak seperti buku-buku pada umumnya—juga berwarna biru.
Namun, ternyata tidak hanya sampulnya, tapi ceritanya pun sangat memuaskan. Bagi
penggemar cerita petualangan seperti saya, buku ini sangat menyenangkan.
Karakter-karakter buku ini memiliki ciri khasnya masing-masing. Dan tak lupa
tuangan humor-humor yang pas bagaikan bumbu penyedap buku ini.
Walau begitu, mungkin karena buku ini
adalah buku terjemahan yang mengambil latar di luar negeri dan merupakan buku
yang juga membahas tentang kuliner, terkadang ada beberapa kalimat ataupun kata
yang sulit dan asing bagi saya. Dan poin minus lainnya adalah fontnya yang bagi
saya terlalu besar, sehingga kurang enak untuk dilihat.
Tapi, hal-hal itu tidak menghalangi
kita untuk menikmati buku ini. Dengan cerita yang ringan namun penuh
petualangan, buku ini sangat cocok dibaca untuk semua kalangan. Buku ini akan
mengajak anda berpetualang dalam dunia kuliner berbalut fantasi yang
menyenangkan dan mendebarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar