Identitas Cerpen :
Judul buku : Ketika Mas Gagah Pergi
Penulis : Helvy Tiana Rosa
Penerbit : Asma Nadia
Publishing House
Tahun
terbit : Cetakan Ke-16, Desember 2015
Tebal : 258 halaman
ISBN : 978-602-96725-3-4
Sinopsis
:
Mas
Gagah adalah seorang pemuda yang sedang berkuliah di Jurusan Teknik Sipil
Universitas Indonesia semester 7. Dia memiliki paras yang menawan, humoris,
fashionable dan sangat sayang dengan adik perempuannya yaitu Gita. Gita sangat
bangga memiliki seorang kakak seperti Mas Gagah. Mas Gagah dan Gita sangat
dekat, mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan melakukan banyak hal
seperti, jalan-jalan, makan, nonton atau sekedar ngobrol bersama dengan
teman-teman Gita. Teman-teman Gita sangat mengagumi mas Gagah dan tak jarang
yang ingin menjadikannya sebagai pacar. Mas Gagah memang kakak yang sangat
keren dan pantas untuk dibanggakan.
Namun
beberapa bulan ini Gita merasa bingung karena sikap Mas Gagah berubah. Gita
merasakan perubahan yang drastis dari Mas Gagah. Mas Gagah yang dulunya
menyukai music Scorpio, dewa, kini lebih sering memutar musik nasyid. Mas Gagah
yang dulu sangat memperhatikan penampilan dan sangat fashionable, kini
berpenampilan sederhana. Gaya berpakaian mas gagah kini sudah berubah, jika
tidak menggunakan kemeja lengan panjang, maka baju koko. Mas Gagah yang dulu suka
guyon dan banyak mengobrol di jalan bersama teman-teman Gita, kita lebih senang
ke acara tabligh akbar atau ceramah umum, Mas Gagah jadi lebih pendiam dan
kalaupun berbicara itu hanya tentang agama islam. Jadi Gita merasa, Mas Gagah
yang sekarang bukanlah Mas Gagah yang dulu Gita kenal.
Gita
yang merasakan perubahan mas Gagah ini, merasa bingung dan jadi sering
marah-marah dengan Mas Gagah, meski Mas Gagah tidak pernah marah padanya.
Setiap kali Gita protes, Mas Gagah hanya tersenyum dan dengan sabar menjelaskan
pada Gita, bahwa yang dia lakukan sekarang adalah sesuai dengan syariat yang di
ajarkan oleh Rasul dan Islam. Lambat laun, Gita mulai memahami
perubahan Mas Gagah, Gita juga mulai membaca buku-buku tentang islam yang
dipinjamkan oleh Mas Gagah. Sedikit mengerti tentang syariat, kini Gita kembali
dekat dengan Mas Gagah, mereka juga kembali sering keluar dan ngobrol
bersama, meski yang dilakukan dulu dengan sekarang sangat berbeda.
Di hari
ulang tahun Gita yang ke 17, Mas Gagah tidak ada dirumah, ia sedang mengisi
ceramah di Bogor. Ketika malam tiba, Gita tak sabar menunggu Mas Gagah pulang. Malam
kian larut, Mas Gagah belum juga kembali hingga tiba-tiba sebuah telepon
mengatakan bahwa Mas Gagah kecelakaan dan kini ada di rumah sakit. Gita
sangat sedih melihat Mas-nya terkapar tak berdaya di tempat tidur RS. Gita
mendekat dan mengatakan bahwa dia kini telah mengenakan jilbab, Mas Gagah hanya
mampu tersenyum lemah namun masih sempat mengatakan hamdalah dengan sangat
tulus. Tak lama, Mas Gagah menghembuskan napas terahirnya.
Keunggulannya :
Ketika
Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan salah satu novel yang sangat menginspirasi. Banyak hal yang diceritakan
dari perjalanan Gita dan Mas Gagah, serta banyak hikmah dan pelajaran yang
dapat kita ambil dari cerita tersebut. Cerita ini akan sangat menginspirasi,
terutama bagi para pemuda Islam. Novel ini mengajarkan kepada kita untuk lebih
mencintai agama Islam dan memenuhi segala kewajiban kita sebagai seorang muslim.
Gaya
bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat mudah dimengerti. Namun, dalam
buku ini bukan hanya cerita tentang Mas Gagah saja. Ada beberapa kisah lain juga
yang tentunya akan sangat menginspirasi dan patut dibaca remaja khususnya
pemuda-pemudi Islam Indonesia.
Kelemahannya :
Selama saya membaca novel ini, nyaris tidak menemukan
kekurangan, karena ceritanya yang sangat menarik dan dengan alur yang sangat
bagus.
Rekomendasi :
Novel
ini mengandung pesan dan pelajaran mengenai Islam yang sangat bermanfaat serta
dibungkus dengan sangat menarik. Novel ini cocok dibaca untuk semua kalangan,
terutama bagi para remaja muslim karena ceritanya yang sangat memotivasi dan
tidak membosankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar