Resensi Novel A untuk Amanda




 

Judul Buku                : A Untuk Amanda

Pengarang                  : Annisa Ihsani

Penerbit                      : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit              :  2016

 Jumlah Halaman       :  264 Halaman

 

Novel ini menceritakan tentang Amanda. Amanda memiliki masalah : dia yakin bahwa dia tidak sepandai kesan yang ditampilkannya. Rapor yang semua berisi nilai A, dia yakini karena keberuntungan berpihak padanya. Tampaknya para guru hanya menanyakan pertanyaan yang kebetulan dia tahu jawabannya.

 

Namun tentunya, tidak mungkin ada orang yang beruntung setiap saat, kan?

Setelah dipikir-pikir, sepertinya itu bukan masalah kecil. Apalagi dia haru srutin kontrol ke psikiatri dan mengkonsumsi obat antidepresan.

 

Di tengah masalah dengan keluarga dan sekolahnya, Amanda harus menerima bahwa ia tidak bisa selalu mendapatkan niai A. Orang-orang pasti menganggap hidup Amanda sempurna. Dia sangat pintar, dengan nilai A yang selalu menghiasi rapornya, dia punya lingkaran pertemanan yang menarik: Klub Komputer yang berisi anak-anak pintar sepertinya, dia juga bisa dekat dengan Helena dan teman-teman populernya, dan ada pula Tommy, sahabat sejak kecil yang belakangan disadarinya menganggapnya lebih dari sahabat. Dia juga bukan anak yang bertingkah macam-macam sehingga dapat mengecewakan Ibu yang menjadi tulang punggung mereka.

 

Apa yang bisa salah dalam hidupnya?

 

Sampai pada suatu hari dia menyadari, bahwa mungkin apa yang didapatkannya hanya berupa keberuntungan. Dia tidak benar-benar pintar, tapi karena telanjur mendapat nilai A untuk seluruh pelajaran yang diambilnya pada semester sebelumnya, guru-guru menganggapnya pintar, sehingga jawaban apapun yang dilontarkannya atas pertanyaan mereka tidak pernah diragukan.

 

Karena pikiran itu, lama-lama dia tertekan dan kehilangan konsentrasinya akan banyak hal dan hampir mengacaukan masa depannya dengan membuang kesempatan langka yang sudah di depan mata. Amanda berusaha menjelaskannya pada Tommy, namun anak itu malah menganggap Amanda egois dan haus akan pujian, hubungan mereka pun menjadi renggang.

 

Akhirnya Amanda memutuskan untuk meminta bantuan Ibunya. Begitu saja, hingga dia akhirnya menjadi pasien Dokter Eli dengan jadwal konsultasi seminggu sekali dan harus mengkonsumsi obat antidepresan.

 

Kelebihan   : 1. Tema yang unik.

                          2.  gaya bahasanya, ditulis seperti bahasa terjemahan.

                          3.  cerita yang mengesankan dan kalimat-kalimat yang cerdas.

 

Kekurangan : Menurut saya novel ini tidak ada kekurangan.

 Rekomendasi: Novel ini di rekomendasikan pada pembaca yang tertarik dengan fiksi remaja/dewasa khususnya kisah yang membahas psikologi remaja dan memuat istilah-istilah sains.

Kesimpulannya, saya benar-benar suka dengan novel ini. A untuk Amanda adalah novel young adult lokal terbaik yang aku baca sepanjang tahun 2016 ini. Saya jadi ingin membaca karya-karya Annisa Ihsani yang lain.

Dan, saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca semua orang, terutama para remaja.

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar