Hilang Sejenak

 

Hilang Sejenak

Suasana Bandung yang sejuk bercampur dengan asap polusi kendaraan. Damar mengayuh sepedanya menyusuri jalanan kota untuk mengisi waktu liburan. Rotasi roda berhenti saat damar melihat sebuah poster "SR ENTERTAINMENT NATIONAL AUDITION”. SR ENTERTANIMENT merupakan perusahaan nomor 1 yang bergerak pada bidang hiburan, sudah banyak menghasilkan musisi, aktor, presenter, dan band terbaik di Indonesia. Tentu saja membuat damar sangat ingin mendaftar tetapi, audisi tersebut berada di Jakarta.

"Bundaaa,  Damar boleh ikut audisi SR?”  damar langsung meminta izin sesampainya di rumah.

"SR? Perusahaan artis yang keren-keren itu?  Yang ada mas agung  itu kan?" bunda membalas dengan girang.

"Iya Bunda,  mas agung aktor kesayangan bunda." damar menjawab bundanya dengan sedikit terkekeh.

"Ya boleh dong, sepertinya kamu juga punya bakat menjadi penyanyi, secara bundamu ini pernah juara qosidah sekelurahan," damar semakin bersemangat  dan tertawa mendengar jawaban tersebut, lantas mereka langsung menyiapkan segala hal yang dibutuhkan.

Jakarta pusat di pagi hari bising dengan orang-orang yang tengah bersegera mencari rezeki. Gedung SR mulai didatangi peserta audisi, tak terkecuali damar. Ia mendapat nomor antrean 1029, padahal ia rasa sudah cukup awal berangkat dari rumah dinas ayahnya di Jakarta Selatan.

Damar memerlukan waktu enam jam untuk menunggu gilirannya. Audisi berlangsung ketat, terdapat kamera yang merekam, juri yang sangat objektif dalam menilai sehingga ia diminta untuk bernyanyi lebih dari satu lagu. Mulai dari genre pop, rap, r&b, jazz, hingga dangdut ia bawakan.

Di pekan terakhir liburan, damar mendapatkan panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Ia memberanikan diri untuk mengangkatnya.Ternyata telepon tersebut dari SR ENTERTAINMENT dan mengumumkan bahwa damar lolos audisi, yang berarti kini ia seorang trainee. Saat menjadi trainee, damar akan sangat  sibuk. Tidak hanya itu, ia sekarang harus menjaga sikap, penampilan, pergaulan, aktivitas, privasi, hingga ia harus menghapus sosial media.

Damar beserta bunda pindah ke Jakarta secara bertahap untuk menjaga rahasia damar sebagai trainee. Bunda meminta pak joni, untuk merawat dan menjaga rumah yang di Bandung.

"Damar teuh kamana ya? udah sebulan ga keliatan,"  haikal, teman club bola damar mencarinya yang hilang tanpa kabar.

"Iya euy, habis liburan kemarin ga keliatan, mana belum sempat tukeran ig sama nomor wa,"  jawab jojo yang baru kenal dengan damar  beberapa bulan lalu.

"Kayanya teuh kemarin aku denger katanya si Damar udah gaada," celetuk cahyo, si sumber informasi seantero bandung.

"Innalillahi maksud kamu teuh udah meninggal gitu?" jojo terkejut mendengarnya.

"Kayanya tah begitu, coba teuh dibayangken masa udah sebulan lebih liburan selesai, ga pernah keliatan, ga ada kabar, aku sering lewat depan rumahnya ga pernah keliatan, posisi sandalnya juga ga pernah pindah," cahyo memberi argumen yang dapat masuk di akal teman-temannya.

Lima tahun berlalu, teman-teman damar kini sudah menjadi Mahasiswa. Seolah menjadi Warga Bandung sejati, haikal, jojo, dan cahyo kuliah di universitas yang sama di Daerah Bandung. Biasanya mereka nongkrong dan mengerjakan tugas di Warmindo Koh Henri.

Langit malam cerah berhias bintang, udara bandung yang sejuk, dan cahyo, jojo, serta haikal yang sedang menikmati mie buatan koh henri, ditemani acara musik televisi.

"Halo semua, saya Damar Darmawan sebagai leader dari group JCV…" suara televisi tersebut membuat haikal yang tengah menyeruput kuah mie terkejut hingga tersedak.

"Itu beneran Damar?" ucap cahyo seperti tak percaya.

"Kalau dari fisiknya sih mirip damar, coba Koh kerasin volume suaranya!" mendengar perintah jojo, koh henri yang sedang ikut mencuci piring lantas mengeraskan volume suara televisi.

"Lah ini mah bener si Damar! Jadi selama ini dia ilang ga ada kabar itu lagi trainee bukan meninggal, Cahyo!" haikal berkata dengan intonasi tinggi, tepat ditelinga cahyo.

"Ya maaf ya, mana ku tahu si damar ikut audisi SR apalagi jadi trainee, btw kita keren ya punya temen artis hehehe." bela cahyo sambil mengusap-usap telinganya.

“Huuu, gua siram juga lu pake kuah mie,” kata haikal dengan kesal.

Damar berhasil meraih mimpinya menjadi penyanyi berkat semangat, keseriusan, ketekunan, dan sikap pantang menyerah meski, harus merelakan masa mudanya.

 

 

 

Alya Azka Salsabila

XI MIPA 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar