Kemenangan yang Tak Terduga

 

Cerpen Bahasa Indonesia

Namaku Zaly, siswa kelas 10 SMA. Hari ini merupakan penilaian praktik mapel PJOK yaitu berlari. Aku sudah mempersiapkan diri sebelum penilaian dimulai. Waktu menunjukkan pukul 07.45 dan pak guru sudah ada di tempat. Aku merasa gerogi saat namaku dipanggil. Terasa ingin terjadi sebuah ledakan yang besar. 

Aku bersama kedua temanku yaitu Tina dan Salwa melakukan adu kecepatan lari. Guru memulai aba-aba “bersedia, siap, ya!” Akupun berlari secepat kilat hingga kedua temanku tertinggal jauh. Akhirnya aku memenangkan penilaian tersebut.

Setelah beberapa bulan, diadakan perlombaan tingkat provinsi dan Aku terpilih mewakili sekolahku untuk mengikuti perlombaan tersebut. Hatiku terpecah belah antara rasa senang dan terkejut menyelimutiku. Setiap hari Aku disuruh berlatih oleh guruku. Setiap kali berlatih, Aku berlari dengan jarak 1500 meter, dan setelah berlatih rasa lelah, letih, dan capek menimpa diriku. Namun apa boleh buat demi sekolahku, aku harus berlatih lebih keras. 

Hari yang ditunggu telah tiba. Aku mengikuti perlombaan lari dan meminta doa pada kedua orang tuaku. “Ayah, Ibu, Aku mau lomba lari, doakan yang terbaik agar aku bisa menang.” “Ya nak semoga kamu memenangkan lomba ini, dan membanggakan nama sekolah” jawabnya dengan memelukku. 

Saat tiba di sekolah, Aku bersalaman dengan guruku dan yang lain sebelum berangkat. Di perjalanan, Aku sangat khawatir. Angin yang berhembus seakan menghantuiku. Tanganku tremor badanku kaku setelah tiba di lokasi perlombaan. Disini banyak sekali peserta yang mengikuti perlombaan. Hingga dalam diriku berpikir “aku tak mampu memenangkan perlombaan ini,” 

Perlombaan dimulai. Semua peserta berbaris dengan rapi. Atribut peserta yang mereka gunakan semakin menyejukkan bola mataku. Setelah peluit berbunyi sebagai tanda persiapan, Aku memasang bola mataku memandang ke depan penuh dengan ketegangan. Aba-aba telah diucapkan hingga terdengar kata “ya!”. Aku melangkahkan kakiku dengan sekuat tenaga. Aku berusaha mempercepat lariku, namun Aku masih tertinggal dua orang di depanku. Pikiranku saat ini kacau. “Apakah aku dapat memenangkan perlombaan ini?” ujar Zaly. Semakin kencang Aku berlari semakin kencang pula jantungku berdetak. 

Dan akhirnya aku bisa menyalip dua peserta yang berada di depanku. Rasa bahagia menyelimuti diriku, hingga tanpa disadari lariku semakin cepat bagaikan kilat. Sedikit lagi mencapai garis finish. Aku terus berlari dan berlari. 

“Horeeeeee” teriakku saat tiba di garis finish. Seketika guruku menghampiriku dan mengangkatku dengan penuh kegembiraan. Aku bersyukur karena dapat memenangkan perlombaan ini se-provinsi dan bisa membanggakan guru dan sekolahku. 

Usai pemberian piala, Aku menuju sekolah dengan rasa bahagia. Setelah tiba di sekolah, teman-temanku memberi selamat padaku dan memelukku dengan bahagia. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar