Di
suatu pagi yang cerah, aku sedang mempersiapkan diriku untuk berangkat ke
sekolah. Seperti biasa aku mulai dengan sarapan, sarapan sebelum sekolah itu
penting. Pagi ini aku dimasakkan makanan kesukaanku yaitu oatmeal pancake oleh
Ibu. Oya, membuat oatmeal pancake itu mudah, kalian hanya membutuhkan oatmeal
sebagai bahan utama lalu telur, pisang, dan yogurt. Ketika oatmeal pancake
sudah matang aku menambahkan madu sebagai pelengkap. Tetapi, oatmeal pancake
pagi ini terasa sedikit berbeda, rasanya jauh lebih enak.
Setelah
5 menitaku menghabiskan sarapan, kedua kakakku menyusul sarapan. Sementara
kakakku menghabiskan sarapan mereka, aku bersiap untuk mandi. Aku bergegas
untuk melakukannya karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7. Aku membawa
handuk dan berjalan menuju ke kamar mandi yang berada di samping kamar tidurku.
Tak sampai 10 menit, akupun sudah selesai mandi. Lalu aku siapkan seragam
sekolah karena hari ini hari kamis, aku memakai atasan batik dengan rok hijau
serta kerudung putih. Saat aku memakai seragam, kedua kakakku juga telah
menghabiskan sarapannya.
Lima
menit aku gunakan untuk memakai seragam sdan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Aku berpamitan dengan kedua orang tuaku dan langsung berangkat ke sekolah
menggunakan mobil. Tidak lama kemudian akupun sampai di sekolah, untungnya aku
sampai di sekolah lumayan gasik. Aku mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
baik, sampai tidak terasa sebentar lagi aku akan pulang sekolah.
Pulang
sekolah adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Jemputanku
sudah datang dan aku segera pulang karena sudah rindu dengan keluarga di rumah.
Sesampainya
di rumah, aku langsung mandi lalu menyiapkan buku pelajaran untuk hari
berikutnya. Seperti biasa, hobiku setelah pulang sekolah adalah bersantai di
ruang keluarga samnbil menonton tv. Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana
dengan tugas sekolah? Aku adalah tipe anak yang suka mengerjakan tugas di malam
hari karena malam hari aku merasa lebih santai.
Saat
aku sedang asyik menonton tv, ibuku mendapat panggilan telepon. Akan tetapi,
aku liat dari raut mukanya, sepertinya ada sesuatu yang serius. Aku mulai
merasa gelisah melihat raut muka Ibu. Setelah Ibu menerima panggilan telepon,
akupun bertanya. “Apa yang terjadi, Bu?”.
“Ayahmu
Anak, kilang minyak yang ada di tempat kerja Ayah meledak,” jawab Ibu tegang.
Aku terkejut dan sangat mengkhawatirkan keadaan Ayah. Begitu juga dengan Ibu.
Saat itu pun hanya ada aku dan Ibu, kedua kakakku masih berada di sekolah. Ibu
langsung menghubungi Ayah dan wali kelas kedua kakakku. Aku juga berusaha
menenangkan Ibu agar tidak berpikir berlebihan.
Wali
kelas kedua kakakku menjawab telepon Ibu dan Ibu mengatakan agar kedua kakakku
diberi izin untuk pulang lebih awal. Tapi tidak dengan Ayah. Ayah belum
menjawab telepon Ibu. Kami berdua sangat khawatir dengan keadaan Ayah. Saat Ibu
berusaha untuk menelepon Ayah, aku mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu
rumahku dan ternyata itu adalah Ayah dan kedua kakakku. Akhirnya Ayah dan kedua
kakakku pulang ke rumah. Aku melihat keadaan Ayah dengan perasaan campur aduk.
Senang karena Ayah pulang ke rumah dan sedih karena tubuh Ayah dipenuhi abu
karena efek asap yang disebabkan oleh meledaknya kilang minyak. Kalian mungkin
bertanya, apa pekerjaan ayahku? Ayahku bekerja sebagai pemadam kebakaran maka
dari itu ia menangani masalah ini.
Ibu,
aku, dan kakakku sempat menangis melihat keadaan Ayah. Kami bertiga tidak tega
dengannya. Bagaimana tidak? Kuku di jari kaki Ayahku lepas. Aku bergegas
mengambil baskom yang berisi air dan sapu tangan untuk membasuh wajah Ayah.
Tidak lupa, aku membawakan betadine untuk mengobati luka Ayah. Ayah pun tidak
menyangka dengan kejadian ini. Ayah juga bercerita tentang masalah yang ia
tangani tadi. Saat aku mendengar cerita Ayah, aku sangat terharu. Ia adalah
Ayah yang pemberani dan sangat hebat. Aku tahu menangani masalah seperti itu
tidaklah mudah, tetapi Ayah bisa menanganinya dengan baik.
Ayah
berusaha tetap tersenyum walaupun aku tahu Ayah sangat lelah.
“Nanti
malam Ayah akan ada tugas lagi,” kata Ayah tiba-tiba. Ibu merasa khawatir dan
sempat tidak mengizinkan Ayah untuk pergi melakukan tugasnya nanti malam. Ayah
berusaha meyakinkan Ibu dan meminta agar kami mendoakan keselamatan Ayah. Ibu
pun menerima dan mengizinkan Ayah untuk pergi menjalankan tugasnya. Aku berdoa
kepada Allah agar Ayah selalu dilindungi dari kejadian yang tidak diinginkan.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 7 malam. Saatnya Ayah pergi bertugas. Aku dan kedua
kakakku menyiapkan pakaian yang akan dipakai Ayah. Sementara Ibuku, menyiapkan
barang-barang yang akan dibawa Ayah.
Namun,
saat semua sedang menyiapkan pakaian dan barang yang akan Ayah bawa, Ayah
mendapat pesan. Pesannya adalah Ayah diberi cuti tugas malam oleh atasannya
karena Ayah sudah berhasil menangani masalah tadi. Atasan Ayah sangat berterima
kasih, begitu juga dengan Ayah.
Ibu,
aku, dan kedua kakakku ikut senang mendengar hal itu. Kita pun tidak khawatir
lagi dan menikmati malam ini dengan bersantai bersama.
Nama : Aulia Hafidzah Al Imani
Kelas : XI MIPA 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar