menyerah(?)

 Minggu adalah hari yang paling menyenangkan, orang-orang dapat menjalani aktivitas lebih santai. Anak kecil pastinya sangat menyukai hari Minggu, karena mereka dapat bermain sepuasnya di hari Minggu. Banyak anak-qnak yang memilih pergi berlibur bersama keluarga, tapi tidak dengan bakti. Bakti lebih memilih bangun pagi dan bersiap untuk berlatih sepeda, ia sangat semangat karena ingin bisa mengendarai sepeda roda dua.



“pagi anaku, wah pagi-pagi sudah rapi saja ini mau kemana memang?“ tanya sang Ayah sembari duduk di ruang tamu

“Ayo ayah, aku mau berlatih sepeda ayah harus ajari aku yaa“ jawab Bakti dengan penuh semangat 

“Baiklah Ayo nak“


Akhirnya mereka pergi ke halaman untuk berlatih sepeda 


Tiba-tiba 


BRAKK


“Aduh ayah...“ teriak Bakti 

Dengan cekatan sang Ayah langsung menolong Bakti 

“hiks..hiks..“tangis Bakti

“ssut..sudah gapapa lecet sedikit ini di lutut, ayo kita obati di dalam“ ajak dang Ayah

“Ihh kenapa susah sekali, pokoknya aku tidak mau berlatih lagi“ kesal Bakti sembari masuk ke dalam rumah

“Eh kamu tidak boleh menyerah begitu dong, masa baru pertama kali sudah menyerah“

“Tapi Ayah baru pertama kali saja Bakti sudah begini“

“Ayah tidak mau memaksamu nak, tapi lebih baik kamu terus mencoba toh ini baru pertamakali kamu latihan kan, mana ada orang yang langsung bisa“

“Emm...“

“Untuk sekarang kamu tidak usah berlatih dulu, tapi ingat ya jangan mudah menyerah, kamu lihat kan betapa kasian anak-anak diluar sana yang tidak se sempurna dirimu, mereka tidak bisa bermain mereka tidak bisa merasakan asiknya bersepeda....lain kali kamu tidak boleh berkata seperti itu ya kamu harus banyak bersyukur Bakti kan anak laki-laki Ayah jadi harus kuat seperti Ayah okei?“

“Iya yah... Bakti janji tidak akan mudah menyerah lagi.... besok Bakti akan berlatih lagi! Ayah temani Bakti ya...“



“ Wah semangat sekali nak... Iya siap ayah temani“ balas sang ayah dengan senyuman 


Dari cerita tersebut Bakti menyadari bahwa memang benar banyak teman sekolahnya yang tidak bisa merasakan asiknya bermain, dan Bakti harus terus mencoba sampai Bakti bisa.


Puspa aji Dwiyanti

11 mipa 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar