Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara
masih dingin dan terasa menggigil. Seorang anak bernama Sarah bangun dari tidur
untuk melaksanakan shalat subuh dan tidak lupa berdoa, selepas itu ia bersiap
untuk mandi lalu sarapan. Pagi yang cerah ia bergegas berangkat ke sekolah
bersama ayahnya dengan motor kesayangannya seperti biasa.
Pukul 06.45 Sarah sampai di sekolah dan masih
ada waktu seperempat jam sebelum bel Pak Slamet berbunyi. Itu tanda dimulainya
pelajaran hari ini. Beberapa temannya belum datang termasuk sahabatnya yang
satu, Evany. Hampir pukul 07.00, terlihat Evany datang membawa tas sekolah di
pundaknya dan membawa tas tenteng di tangannya. Hari ini hanya ada pelajaran olahraga,
seni budaya dan Bahasa Jawa. Jadi, seharusnya Evany tidak membawa banyak barang
di tasnya.
“Liat tuh, Evanny” kata Reni sambil menunjuk keluar.
“Kenapa,
Evanny? Dia udah datang?” Jawab Sarah, penasaran.
“Iya udah, tapi liat deh bawaannya banyak
banget. Hari ini pelajarannya engga banyak kan Sar?kira kira apa ya isinya?” tanya
Reni.
“Iya hari ini pelajarannya ga banyak kok, emm kira
kira mungkin enggak itu makanan?? Jawab Sarah sambil tersenyum.
“AHAHAHA kamu mikirnya makan terus, tapi aku
juga berharap itu makanan” Reni tertawa sambil menggoda Sarah.
Evany yang baru sampai di kelas kebingungan
karena melihat mereka tertawa.
“Haloo gaiss, kalian lagi ngapain? kayaknya
seru banget” kata Evany
“Haii Evany! Biasa Reni ngelawak hehehe, tumben
kamu agak telat masuk kelas biasanya gasik Van?” Tanya Sarah sambil matanya
melirik lirik barang bawaan Evany seperti detektif.
Mata Evany mengikuti arah pandangan Sarah
“ Iya nih tadi ada barang yang ketinggalan
hehe, emm kalian liat apann sih memangnya ada apa di tasku” tanya Evany heran.
“Nahh kita semua pengen tau, ada apa isi tasmu
Van kayaknya banyak banget bawaanya jadi kita penasaran” jawab Reni sambil
tersenyum.
Evany memandang Sarah dan Reni dan tersenyum
lebar
“Tahu aja kalian kalo aku bawa makanan.” Sahut
Evany sambil mengeluarkan dan membuka bungkusan yang ia bawa.
“ Kemarin, ayahku baru pulang dari Jogja ada
kerjaan disana untuk beberapa hari. Ayahku membeli banyak sekali oleh-oleh untuk
dibagi-bagi. Ini, satu satu yaa” kata Evany sambil membagikan oleh-olehnya.
“WAAA makasihh Evany! Tetttttttttt bel Pak
Slamet akhirnya berbunyi artinya kelas segera dimulai.
Pelajaran Bahasa Jawa telah usai,waktu
menunjukkan pukul 14.00. Saatnya untuk pulang! Semua siswa dan siswi menunggu
penjemputan di depan kelas dan ruang tunggu. Mobil Evany sudah menunggu
daritadi dan berpamitan dengan Sarah dan Reni.
“Sarah, Reni! Aku duluan yaa” teriak Evany
dari mobilnya.
“Iya Vann hati-hati!!!” jawab Reni sambil
melambaikan tangan.
“ Ehh itu aku dijemput! Sarr aku pulang dulu
yaa” pamit Reni
“ Iya Renn hati-hati!” jawab Sarah
Ia mulai gelisah semua temannya sudah dijemput
sedangkan ia masih menunggu Ayahnya pulang dari kerjanya. Ini tidak seperti
biasanya, Sarah selalu dijemput lebih awal oleh Ayahnya. Sarah tidak diberi tahu kalau
dijemput telat, Ia mencoba untuk menghubungi Ayahnya lewat telepon Pak Slamet,
tetapi tidak diangkat. Sarah tambah gelisah, raut mukanya seperti ketakutan ia pikir
ayahnya lupa untuk menjemputnya karena ini pertama kalinya Sarah di jemput
telat. Sarah ditemani Pak Slamet sampai dijemput karena sudah sepi sekali.
“ Tenang saja Sarah.. Ayahmu pasti tidak lupa
kok untuk menjemput kamu, sebentar lagi paling datang” kata Pak Slamet mencoba
menenangkan.
“Iya Pak Slamet, mungkin Ayah ada tambahan
kerjaan” Sarah tersenyum tipis Sambil menahan air matanya.
Sudah 1 jam berlalu Ayah Sarah belum juga
datang. Adzan ashar berkumandang, Bu Sari mengajak Sarah untuk shalat bersama sambil
menunggu Ayahnya. Selepas shalat Sarah bergegas ke ruang tunggu untuk mengecek
apakah Ia sudah dijemput, ternyata Sarah belum juga dijemput.
Brem..brem..tin..tin... 15 menit sudah berlalu
terdengar suara motor yang tak asing. Seperti dugaan Sarah, benar saja itu
adalah suara motor kesayangan Ayah Sarah. Sarah tidak kuat untuk membendung air
matanya.
“ Sarahh..” panggil Ayahnya dari jauh sembari
melambaikan tangan
Sesampainya di depan Sarah, Ayahnya meminta
maaf kepada Sarah
“ Ayah minta maaf ya nak, tadi ada tugas Pak Dayat
terus di tengah jalan ban Ayah bocor, maaf banget ya nak” kata Ayah meminta
maaf
“ Iya yah engga papa, untungnya tadi Sarah
ditemenin Pak Slamet sama Bu Sari dan udah shalat sekalian. Motornya gimana yah
udah dibenerin?” tanya Sarah sambil menenangkan Ayahnya dan dirinya sendiri.
“ Alhamdulillah kalo begitu hehe, Motor Ayah
udah enggak rusak lagi tadi bannya udah dibenerin” jawab Ayah Sarah.
Esoknya, seperti biasa Sarah bersiap untuk
berangkat ke sekolah bersama Ayahnya. Sesampainya di sekolah Sarah berpesan kepada
Ayahnya agar tidak telat seperti kemarin.
Setelah di kelas Sarah bercerita tentang
pengalamannya di jemput telat kepada Reni dan Evany.
“Yah.. harusnya aku tawarin kamu buat pulang
bareng aku aja ya” jawab Evany
“Iya, aku juga langsung pulang aja engga
bilang apa apa. Tapi kok kamu tumben Sar jemput telat” gerutu Reni
“Jadi kemarin Ayahku dapet tugas terus ban
motornya bocor di tengah jalan untungnya ada Pak Slamet sama Bu Sari” Sarah
menjelaskan
“Owalahh...” Jawab Reni
Waktu menunjukkan pukul 13.30, hari ini
kepulangan siswa siswi lebih awal dari biasanya. Sarah, Reni dan Evany menunggu
di ruang tunggu. Mobil Evany sudah datang seperti biasa tetapi Evany ingin
menemani Sarah sampai di jemput.
“Van kamu engga usah nungguin aku, aku udah
bilang ayah supaya engga telat.” Ujar Sarah
“Gapapa Sarr engga ngerepotin kok” jawab Evany
“Temen-temen aku pulang dulu ya maaf gabisa nemenin
kamu Sar, aku ada acara” pamit Reni
“Iya gapapa Ren..pulang aja hati-hati ya! Eh
Van kamu pulang aja..aku gapapa masih banyak anak kok” pinta Sarah
“Yang bener Sar..? Tanya Evany
“Iyaa bener....udah sanah ditungguin supirmu
tuh” ujar Sarah
30 menit kemudian ternyata Ayah Sarah belum
juga datang. Sarah mulai cemas, sudah mulai sepi. Tetapi Sarah yakin Ayahnya
akan datang sebentar lagi.
15 menit sudah berlalu akhirnya Ayahnyapun
datang menjemput Sarah. Kali ini Ayah Sarah kehabisan bensin di tengah jalan
dan harus mengantre di pom bensin, dan tugas dadi Pak Dayat.
Hari selanjutnya, Sarah sudah diberi tahu
Ayahnya jika akan di jemput telat karena tugas dari Pak Dayat yang menumpuk. Sekarang
Sarah sudah terbiasa untuk jemput telat karena hampir setiap hari Sarah dijemput
telat oleh Ayahnya. Sarah merasa aneh jika di jemput di awal waktu, Ia senang
mengamati dan menemani semua teman-temannya dijemput oleh orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar