Funiculi Funicula : Before the Coffe Gets Cold

Review Buku "Funiculi Funicula" Halaman 1 - Kompasiana.com

 

Identitas Novel

Judul Novel : Fuiculi Funicula

Penulis : Toshikazu Kawaguchi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Kategori : Realisme magis, Fiksi fantasi, Fiksi perjalanan waktu

Tahun Terbit : Pertama, Desember 2015

Jumlah Halaman : 224 halaman

 

Sinopsis

Novel berjudul Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi menggunakan latar belakang Jepang atau lebih tepatnya Tokyo yang berpusat di sebuah kafe bernama Funiculi Funicula yang terletak di suatu gang kecil. Usia dari kafe itu bisa dibilang sudah cukup tua dan di dalamnya terdapat banyak sekali ornamen klasik yang membuat suasana kafe menjadi lebih unik. 

 

Kafe tua itu merupakan kedai kopi yang yang berbeda dengan kedai kopi masa kini. Bahkan, saking berbedanya, kafe ini letaknya ada di bawah tanah, sehingga suhu ruangan cukup panas dan pendingin ruangannya hanya ada kipas angin. Selain itu, penerangan pada kedai kopi ini kurang maksimal, sehingga cenderung gelap. Sedangkan kursi dan meja usianya hampir sama pada saat kedai kopi pertama kali dibuat. Namun, kedai kopi ini bisa dibilang cukup unik karena setiap benda yang ada di dalam kedai kopi masih terlihat bagus atau tidak kumuh dan usang.

 

Meskipun kafe ini memiliki suasana yang bisa dibilang kuno dan tidak seperti kafe modern, tetapi rasa kopinya sangatlah enak, sehingga banyak pengunjung yang ingin menikmati kopi itu. Tidak hanya kopi dengan cita rasa yang nikmat saja yang sudah melegenda, kafe tua ini juga punya cerita yang melegenda yaitu mampu membawa pengunjungnya menjelajahi waktu, baik itu ke masa lalu atau ke masa depan.

 

Namun, bagi pengunjung yang ingin menjelajahi waktu harus mengetahui setiap syaratnya dan harus mematuhi setiap syarat itu. Selain adanya beberapa syarat yang harus dipatuhi, pengunjung sudah diperingatkan kalau mereka tidak bisa mengubah masa kini walaupun sudah melakukan hal yang berbeda ketika menjelajahi waktu. Tidak hanya itu, seseorang yang menjelajahi waktu bisa saja membahayakan nyawanya sendiri.

 

Meskipun ketika menjelajahi waktu bisa membahayakan nyawa sendiri, tetapi ada juga yang berani untuk menjelajahi waktu. Ketika ingin menjelajahi waktu, pengunjung harus duduk di kursi yang istimewa di kedai kopi itu.

 

Adapun beberapa syarat yang harus dipatuhi yaitu pertama, pengunjung yang menjelajahi waktu hanya bisa bertemu dengan orang yang pernah mengunjungi kafe Funiculi Funicula. Kedua, tidak bisa berpindah tempat dan jangan pernah berdiri atau bahkan meninggalkan kursi pada saat menjelajahi waktu. Ketiga, harus menunggu hingga ada pelanggan datang menemui dan duduk bersama. Keempat, harus menghabiskan kopi yang sudah disajikan secara khusus sebelum kopi itu dingin.

 

Di dalam novel ini secara garis besar memiliki 4 bagian yang di mana setiap bagian berisi tentang kisah-kisah dari setiap tokohnya. Setiap tokoh itu memiliki alasan yang berbeda-beda ketika ingin menjelajahi waktu, ada yang ingin kembali ke masa lalu dan ada juga yang ingin melihat masa depan.

 

Kisah pertama merupakan seseorang yang bernama Fumiko yang ingin kembali ke masa lalu untuk mengatakan apa yang harus dikatakan kepada kekasihnya yang bernama Goro. Fumiko dan Goro terakhir kali bertemu di kafe Funiculi Funicula sebelum akhirnya Goro pergi ke Amerika Serikat selama 3 tahun lamanya. Mereka berdua merupakan dua orang yang saling jatuh cinta, tetapi belum juga melakukan pernikahan. Fumiko pun memberanikan dirinya untuk menjelajahi waktu agar dapat bertemu dengan Goro dan sudah siap dengan segala peraturannya.

 

Selain Fumiko, kisah kedua yang berani duduk di kursi penjelajah waktu adalah Kotake yang merupakan seorang perawat. Kotake dan Fusagi merupakan dua orang yang sudah saling jatuh cinta dan sering pergi ke kedai kopi Funiculi Funicula untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Kotake sangat ingin sekali bertemu dengan suaminya yang bernama Fusagi ketika sang suami belum terkena penyakit Alzheimer. Selain itu, ia ingin sekali membaca surat yang sering dipegang oleh Fusagi di masa lalu dan penasaran dengan isi dari surat itu.

 

Kisah ketiga, seseorang yang ingin kembali ke masa lalu adalah Hirai yang ingin sekali bertemu adiknya yang bernama Kumi. Alasan Hirai ingin bertemu Kumi karena sang adik sering mengunjungi kedai kopi Funiculi Funicula hanya untuk mengajak kakaknya kembali ke rumah. Namun, Hirai selalu menghindar untuk menemui sang adik, Kumi, hingga pada suatu waktu Kumi mengalami kecelakaan mobil sehabis pulang dari kedai kopi itu. Setelah mendengar kabar itu, Hirai selalu merasa bersalah karena tidak bisa menemui sang adik yang disayangnya dan Hirai pun memberanikan dirinya untuk menjelajahi waktu agar bisa meminta maaf kepada adiknya, Kumi.

 

Kisah keempat ini berbeda dari kisah-kisah sebelumnya yang di mana pada ingin menjelajahi waktu untuk kembali ke masa lalu, Kei yang merupakan istri dari pemilik kedai kopi ingin sekali pergi ke masa depan untuk bertemu dengan anaknya. Kei dan Nagare pertama kali bertemu di rumah sakit dan pada pandangan pertama itu, Kei sudah mulai jatuh cinta kepada Nagare dan akhirnya mereka melakukan pernikahan. Namun, ketika sedang hamil muda atau sekitar 6 minggu, Kei disarankan oleh dokter untuk menggugurkan bayinya karena sang ibu mengidap penyakit jantung sejak kecil. Kei pun tetap memutuskan untuk melahirkan bayi itu walaupun sudah tahu risikonya. Dengan alasan itulah, Kei ingin sekali bertemu anaknya di masa depan.

 

Kelebihan

Novel Funiculi Funicula menceritakan tentang penjelajahan waktu yang pastinya memiliki alur maju mundur. Dengan alur maju mundur, semestinya pembaca tidak mudah merasa bosan karena cerita akan lebih menarik dan pembaca akan dibuat penasaran dengan setiap hal yang dialami tokoh di masa lalu maupun di masa depan. Penulis juga menggunakan bahasa yang filosofis untuk menyampaikan pesan secara tersirat kepada pembaca. Dengan penggunaan bahasa seperti itu, pembaca akan ikut merasakan suasana cerita dengan mudah dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh setiap tokoh. 

 

Meskipun menggunakan bahasa yang filosofis, tetapi makna-makna yang ada di setiap cerita mudah dipahami. Hal seperti itulah yang menjadi keunikan dari novel yang ditulis oleh Toshikazu Kawaguchi ini. Selain itu, cover novel Funiculi Funicula didesain dengan perpaduan font judul dan latar belakang yang elegan membuat minat seseorang untuk membaca buku ini semakin meningkat.

 

Kekurangan

Novel Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi ini memiliki banyak sekali kelebihan, sehingga hampir sama sekali tidak ada kekurangannya. Dikarenakan novel ini merupakan novel terjemahan, maka terkadang ada beberapa huruf yang typo. Meskipun begitu, pembaca tidak akan terganggu dan tidak merasa bosan karena tetap bisa menikmati setiap cerita yang ada.

 

 

Diaz Nadhief Prasista

XI MIPA 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar