Resensi Novel "Laut Bercerita"
Judul: Laut Bercerita
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: 2017
Jumlah Halaman: 379
ISBN: 978-602-424-694-5
Pendahuluan
Laut Bercerita adalah sebuah buku karya Leila S. Chudori. Buku ini bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dengan lancar dan berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur. Buku ini merupakan novel fiksi yang diambil dari fakta-fakta yang ada. Didalamnya, menceritakan kondisi indonesia pada akhir tahun 90-an sampai awal tahun 2000. Pada saat itu, kondisi indonesia berada di era periode baru hingga reformasi. Buku ini terbagi menjadi dua bagian yang saling berkaitan. Bagian pertama dengan sudut pandang tokoh utama, Biru Laut Wibisana. Membahas tentang perjuangan hebat Laut dan teman-temannya dalam menemukan kebenaran. Sedangkan bagian kedua ditulis dengan sudut pandang Asmara Jati, sang adik dari sosok Laut.
Isi cerita
Matilah engkau mati
Kau akan lahir berkali-kali…
Kutipan singkat sebagai prolog cerita ini dengan makna yang sangat dalam.
Bagian satu buku ini menceritakan dengan sudut pandang Biru Laut. Terbiasa disapa laut. Seorang aktivis yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada mulanya, ia suka mengumpulkan, membaca, dan menganalisis buku buku yang sebetulnya ilegal sehingga dengan susah payah Ia usahakan untuk mendapatkan buku itu. Sampai pada akhirnya Ia masuk ke dalam organisasi winatra. Ia bertemu dengan banyak teman yang sepemikiran dengannya. Kinan, Sunu, Alex, dan Daniel yang menemani Biru di tempat perantauannya itu. Seorang Biru Laut meninggalkan ibu, bapak, dan Asmara untuk melanjutkan pendidikannya. Di Jogja, Ia menemukan sosok Anjani, seorang orang sangat menarik perhatiannya dan akhirnya menjadi kekasihnya. Kembali lagi ke kondisi Laut yang sangat berpikir kritis pada saat mulai mengetahui semuanya. Laut dan teman-temannya memiliki markas rahasia di tempat yang sangat sulit ditemui. Tetapi ternyata ada seorang penghianat, Gusti Suroso. Ternyata Ia membocorkan semua yang telah direncanakan organisasi winatra. Sampai akhirnya, seorang Laut ditangkap, disekap, ditutup matanya selama 3 bulan lamanya. Ia dipukul, disetrum, dan ditendang dengan sadisnya. Sampai pada suatu hari, Ia dibawa ke tempat asing yang baru pernah Ia injak selama Ia disekap. Udara sejuk dan suara gelombak ombak yang menenangkan. Terus berjalan sampai atas bukit, dibuka lah mata Laut, melihat segala keindahan yang terpampang meski dengan kakinya yang sudah terikat dengan beban besi yang membuatnya tidak bisa bergerak. Dalam sekejap, Laut merasakan tendangan keras di punggungnya. Laut masuk ke dalam lautan luas dan disapa ikan ikan yang mencoba berkenalan. Matilah engkau mati….
Bagian Kedua dengan sudut pandang seorang Asmara Jati, yang sebetulnya memiliki visi hidup yang berbeda dengan kakaknya. Asmara Jati masuk ke dalam tim komisi orang hilang. Dimana semua orang yang memiliki harapan besar bersatu dengan kemungkinan-kemungkinan yang menghantui mereka. Sosok ibu yang selalu menyiapkan 4 piring di meja makan, seorang bapak yang tetap menunggu sore hari di depan rumah, dan seorang Anjani yang menaruh seluruh cintanya dan selalu menanti kedatangannya yang entah kapan akan datang. Semua tentang kehilangan tanpa adanya penjelasan.
Kelebihan
Kelebihan Buku Laut Bercerita terdapat pada penggambaran tokoh oleh penulis yang sangat baik. Setiap tokoh dapat dibayangkan sifat, perilaku, serta penampilan yang digambarkan. Penggunaan bahasa di dalam buku ini juga sangat menarik dan puitis. Semuanya terasa nyata dan sesuai dengan fakta-fakta yang ada disaat kondisi saat itu.
Kekurangan
Buku Laut Bercerita harus dibaca dengan fokus karena beberapa kata-katanya asing ditemui sehingga akan lebih mudah dipahami. Alurnya yang maju mundur juga terkadang membingungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar