A. Identitas Novel
1. Judul Cerpen: Ketika Sunyi Mengusik sepi
2. Nama Pengarang: Wilson Nadeak
3. Penerbit: Kompas
4. Tahun Terbit: 05 september 2004
Seorang ayah dan ibu yang hidup jauh dari anaknya tiba-tiba mendapat
surat dari putrinya. Berulang-ulang ia membaca surat putrinya. Rasa sunyi
selama ini berangsur meredup, bunga-bunga harapan mulai menguncup. Kerinduan
untuk memomong cucu sudah lama dipendamnya. Kini harapan itu mulai
berbunga-bunga Ketika anaknya telah menikah di kejauhan pulau sana. 5 tahun
jauh dari anaknya, sosok ayah dan ibu ini berniat untuk pulang bertemu dengan
putrinya.
Perjalanan panjang menuju Tanah Air sedang berlangsung. Rasa sunyi yang
lain mengusik sepi yang mulai melekat dalam lubuk hatinya. Entah berapa lama ia
tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena pesawat terasa seperti berjalan di atas
batu-batu, seperti pedati. Pramugari memberitahukan bahwa pesawat melintasi
perubahan hari-batas siang dan tengah malam yang pekat. Dan sunyi itu, semakin
dalam mengendap dalam perjalanan enam belas jam yang menjemukan.
Wilson Nadeak menulis dengan gaya yang mengalir dan indah, memadukan
deskripsi yang detail dengan dialog yang menggugah emosi. Novel ini juga
membahas banyak tema universal, seperti cinta, kesepian, kebahagiaan, dan
pilihan hidup.
Ada beberapa kelemahan seperti beberapa bagian terasa lambat dan
membosankan, dan karakter-karakternya kadang-kadang terasa dangkal dan kurang
dikembangkan.
Secara keseluruhan, "Ketika Sunyi Mengusik Sepi" adalah sebuah
novel yang patut dibaca, terutama bagi mereka yang mencari inspirasi dan makna
hidup. Meskipun tidak sempurna, kisah ini akan merangkul pembaca dengan
pesan-pesan kehidupan yang mendalam dan menyentuh.
Ata Aisyi Afrah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar