Resensi Novel "Anak Rantau"

 


Petualangan Hepi si Anak Rantau 


A. Identitas Novel :

Judul novel : Anak Rantau 
Penulis : Ahmad Fuadi 
Penerbit : Falcon
Tahun terbit : 2017
Jumlah halaman : 370 halaman

B. Sinopsis :

Novel ini menceritakan tentang seorang anak bernama Hepi yang tinggal bersama ayahnya di Jakarta. Karena suatu alasan, ayahnya berencana untuk mengirim Hepi ke kampung halamannya di Sumatera Barat. Di sana Hepi ditinggalkan paksa ayahnya untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan melanjutkan sekolahnya di sana. Setelah itu muncul rasa dendam Hepi kepada ayahnya dan bertekad untuk mengumpulkan uang sendiri untuk kembali ke Jakarta sendiri.  Hepi mulai bekerja meskipun kakeknya melarang. Namun ia tetap bekerja dan mengumpulkan uangnya dalam celengan bambu tanpa sepengetahuan kakek.

Hepi menjalani hidupnya sebagai anak rantau yang hidup di kampung. Hepi bertemu dua teman yang menjadi sahabatnya, mereka bernama Attar dan Zen yang selalu menemani setiap petualangan Hepi di kampung dengan bermain dan sekolah bersama. Hepi mendapatkan pengetahuan tentang kehidupan di kampung yang belum pernah dia rasakan di kota dari kedua sahabatnya. Kehidupan Hepi juga dipenuhi dengan ibadah yang selalu dia lakukan karena kakeknya merupakan seorang pengurus surau yang berada di dekat rumahnya. Dari kakeknya pula hepi belajar banyak tentang agama dan juga belajar azan dan mengaji. Setelah beberapa waktu terlewati Hepi mulai terbiasa dengan suasana di kampung dengan bersekolah di pagi hari dan bermain dengan anak-anak kampung setiap sore. Namun ada yang berubah ketika sound system surau dan celengan bambunya dicuri. Hepi dan sahabatnya mulai menjadi deketif cilik untuk menangkap pencuri. Hingga ia bertemu dengan Pendeka Luko yang tinggal di rumah hitam misterius di kampung.


C. Kelebihan Novel 
Kelebihan novel Anak Rantau karya Ahmad Fuadi ini yaitu alur cerita yang menarik dengan konflik yang ringan namun tidak membosankan untuk dibaca. Dalam novel ini juga terdapat banyak nilai-nilai dalam kehidupan yang patut dicontoh. Seperti bagaimana Attar da Zen saling membantu Hepi agar terbiasa tinggal di kampung.

D. Kekurangan Novel :
Kekurangan dari novel ini yaitu penulis kurang penggambaran kehidupan di Minang secara detail. Selain itu dalam beberapa kalimat penulis menggunakan lebih dari satu kata hubung.

Emilia Fauziyah

XI MIPA 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar