Resensi Novel "The Architecture of Love"


Judul : The Architecture of Love

Penulis : Ika Natassa 

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Cetakan kedua belas : Maret 2022

Tebal : 304 halaman

ISBN : 978-602-03-2926-0


Sinopsis :

“People say that Paris is the city of love, but for Raia, New York deserves the title more. It's impossible not to fall in love with the city like it's almost impossible not to fall in love in the city.”


Raia adalah seorang penulis besar yang berhasil mencetak banyak kesuksesan semasa karirnya. Namun, sepanjang 2 tahun terakhir setelah buku terakhirnya diangkat menjadi film yang bertahan selama 7 bulan di bioskop, Raia mengalami masa dimana ia kehilangan dirinya. Raia kehilangan muse-nya, kehilangan seseorang yang menjadi inspirasi dari semua cerita yang selama ini ia tulis. Untuk alasan itulah Raia melarikan diri ke New York, berharap layar kosong yang selalu ia pandangi siang dan malam mulai terisi dengan goresan cerita baru. Namun, bahkan setelah Raia menjadikan setiap sudut New York "kantor"-nya, layar laptop itu masih kosong.


Sampai suatu ketika Raia bertemu dengan River, seorang arsitek berkebangsaan Indonesia yang sudah tinggal di New York selama 1 tahun. Sebenarnya tinggal bukan kata yang tepat untuk mendefinisikan keberadaan River di New York. Liburan, bukan. Mengungsi pun juga bukan. Apalagi menyepi. Namun, yang jelas River memutuskan untuk menjauhi Jakarta setahun lalu bersama dengan rahasia-rahasia yang tidak ingin ia ungkapkan.


Dengan kehadiran River, Raia dapat melihat kota New York dengan cara yang berbeda. River mengajari bahwa setiap bangunan memiliki ceritanya masing-masing yang membuat Raia lebih bersemangat untuk mencari inspirasi.


Namun demikian, kedekatan Raia dan River menyadarkan keduanya bahwa mereka adalah dua insan yang masih terjebak di masa lalu. Masih terlalu runyam untuk membuat cerita berdua.


Pada akhirnya, Raia dan River bisa membuat langkah yang lebih berani. Bisa melawan ketakutan mereka akan masa lalu dan mulai melangkah maju. 


Kelebihan :

Buku ini memiliki penggambaran latar mendetail yang membuat para pembaca seolah ikut berkelana dengan Raia dan River di kota New York. Selain itu, penokohan pada karakter di buku ini sangat realistis, tidak berlebihan dan terkesan dibuat-buat. Konflik yang diceritakan pun cukup ringan. Namun, berhasil membuat pembaca memahami perasaan para karakter yang diceritakan. Bahasa yang digunakan dalam cerita ini juga sangat mudah dipahami dan dialog-dialog yang ada mengalir serta tidak terdengar canggung. Dibalik cerita romansa yang diceritakan penulis Ika Natassa, banyak sekali pesan-pesan positif yang bisa diambil para pembaca sebagai pembelajaran. Kelebihan lain dari cerita ini adalah memiliki dua versi, ada yang berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris sehingga bisa dinikmati pembaca dari negara lain.


Kekurangan :

Penggunaan bahasa Inggris pada beberapa bagian dalam cerita ini mungkin menjadi sedikit hambatan bagi orang yang tidak terlalu memahaminya. Selain itu alur cerita ini mungkin terkesan lambat dan bertele-tele bagi sebagian orang.


Nama : Vanya Praba Wulandari

Kelas : XI MIPA 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar