Identitas Buku
Judul Buku: Critical Eleven
Penulis Buku: Ika Natassa
Penerbit Buku: Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit: Jakarta
Cetakan: ke 3
Tebal Buku: 344 halaman
ISBN: 9786020318929
Sinopsis
Menceritakan tentang Anya yang berusia 28 tahun bertemu dengan
pria bernama Ale. Mereka memiliki masing-masing sahabat yang setia. Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini menggunakan orang pertama sebagai pelaku
utama. Alur yang digunakan pada novel ini yakni alur maju-mundur. Kisah berawal
ketika Anya sebagai tokoh utama berada di dalam pesawat terbang dan bertemu
dengan cowok bernama Ale. Anya yang merupakan orang terpelajar dari kalangan
menengah ke atas selalu menggunakan bahasa Inggris dalam setiap narasi dan
dialognya. Anya dan Ale sepanjang perjalanan selalu membahas kondisi Jakarta
yang penuh polusi, rawan kejahatan, dan segala hal tentang fasilitas di
Jakarta. Setelah itu, Anya dan Ale saling bertukar nomor telepon. Sampai Anya
yang kebetulan sudah pulang ke Jakarta, memutuskan untuk bertemu dengan Ale
yang kebetulan di Jakarta. Mereka menghabiskan akhir pekan dengan jajan di
warung pinggir jalan, salah satunya kedai ketoprak. Disini si penjual menggoda
Ale kalau Anya sangat cocok menjadi pasangan Ale.
Candaan itu membuat perasaan Anya semakin bertambah kepada Ale.
Setelah mereka semakin dekat, baru mengetahui pekerjaan masing-masing. Ale
seorang penambang minyak, sedangkan Anya seorang konsultan manajer. Mereka juga
mengungkapkan perasaannya dan memutuskan untuk menikah. Selama pernikahannya
baik-baik saja dan bahagia. Tiba-tiba pasangan suami istri tersebut mengalami
sebuah musibah, karena kandungan Anya keguguran. Ale yang terpukul dengan
keadaan itu, membuatnya frustasi dan bersikap dingin kepada Anya. Anya berusaha
tegar dan merenungkan pertemuan singkatnya. Seharusnya Anya tidak gegabah
mengambil keputusan untuk menikah dengan Ale. Setelah meninggalnya anak mereka,
tiba-tiba saja Ale mengungkit kematian anaknya dan menganggap semua salah Anya.
Melihat sikap Ale begitu, Anya memutuskan tidur di kamar terpisah. Sampai Ale
yang sangat frustasi justru melontarkan kalimat perpisahan kepada Anya. Ale
yang sangat menyesali ucapannya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Suatu
malam, seorang sahabat bernama Harris memberikan kejutan di hari ulang tahunnya
Ale. Pada pertemuan itu, ada Anya. Mereka saling mengungkapkan isi hati untuk
rujuk kembali. Akhirnya Ale berjuang kembali untuk mendapatkan Anya.
Kelebihan
1. Penokohan yang kuat: Novel ini memiliki karakter-karakter yang
kuat dan kompleks. Masing-masing karakter memiliki latar belakang dan
kepribadian yang berbeda-beda, sehingga membantu membentuk alur cerita yang
menarik.
2. Cerita yang mendalam: Novel ini mengangkat tema tentang cinta,
pernikahan, dan kematian. Ika Natassa mampu menggambarkan setiap perasaan
karakter dengan begitu mendalam, sehingga pembaca bisa merasakan emosi yang dialami
oleh setiap karakter.
3. Bahasa yang indah: Ika Natassa dikenal sebagai penulis yang
piawai dalam memainkan bahasa. Novel ini ditulis dengan bahasa yang indah, enak
dibaca, dan memiliki ritme yang khas. Hal ini membuat novel ini begitu mengalir
dan menyenangkan untuk dibaca.
4. Penceritaan yang apik: Ika Natassa mampu menyusun cerita dengan
sangat apik. Alur cerita yang kompleks dijalin dengan begitu rapi dan teratur
sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan mengalir.
5. Tema yang universal: Meskipun mengangkat tema tentang percintaan dan
pernikahan, namun tema yang diangkat dalam novel ini sangatlah universal dan
bisa dinikmati oleh siapa saja, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan latar
belakang pembaca.
6. Memiliki pesan moral yang mendalam: Novel ini mengandung pesan
moral yang dalam dan bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi pembaca. Pesan
moral yang diangkat tentang hidup, cinta, dan kematian membuat pembaca bisa
mengambil hikmah dan memaknai hidup dengan lebih baik.
Kekurangan
1. Penokohan yang kurang mendalam: Beberapa kritikus mengkritik
penokohan dalam novel ini kurang mendalam dan terasa stereotipikal. Beberapa
tokoh dalam novel juga dianggap kurang kompleks dan memiliki latar belakang
yang tidak cukup dibahas.
2. Alur yang lambat: Beberapa pembaca merasa bahwa alur cerita
dalam novel ini terasa lambat dan membosankan. Beberapa adegan dalam novel
dianggap terlalu panjang dan terlalu banyak detail yang tidak penting.
3. Klise: Beberapa kritikus senang mengkritik novel ini sebagai cerita
romantis klise dan terlalu banyak menggunakan kisah cinta sebagai fokus utama
cerita.
4. Tidak menggugah emosi: Beberapa pembaca merasa bahwa novel ini
tidak cukup menggugah emosi mereka. Meskipun novel ini mencoba untuk menyentuh
tema-tema emosional seperti cinta, kehilangan, dan kesedihan, tetapi beberapa
pembaca merasa bahwa novel ini tidak cukup memikat atau menggugah emosi mereka.
Simpulan
Novel ini sangat layak untuk dibaca, kisah romansa yang banyak
memberikan pelajaran hidup terutama dalam hubungan rumah tangga. Peran dan
karakter tokoh pun terasa seperti nyata. Ditambah dengan kutipan kutipan indah
di dalam ceritanya menjadikan novel ini lebih menarik. Thanks!
Rafaiq Dzaki Fadhil Rajendra
XI MIPA 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar