Resensi Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu

 











 Identitas

Judul : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2006
Jumlah Halaman : 406 halaman, 21 cm
Harga novel : Rp. 60.000,00
ISBN : 9786239607449


Sinopsis

    Mengisahkan perjalanan hidup seorang pria bernama Rehan Raujana atau Ray. Kedua orang tuanya meninggal karena kebakaran. Ia tumbuh menjadi seorang anak lelaki bandel yang memiliki fisik kuat, dan memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata. Ray menjadi anak bandel karena lingkungan panti asuhan yang buruk. Penjaga panti asuhan mengeksploitasi anak-anak asuhnya dengan mempekerjakan dijalanan. Penjaga panti asuhan juga menyalahgunakan sumbangan dari para donatur untuk mencapai ambisinya, yakni menunaikan ibadah haji. Ray yang cerdas mengetahui kelakuan penjaga panti asuhan.

    Suatu hari Ray keluar dari panti asuhan dan memutuskan menjadi preman di terminal. Kehidupan Ray kemudian naik turun. Ia pernah mengalami masa-masa sulit. Di sisi lain, ia juga mengalami masa-masa yang sangat membanggakan. Pada akhir hayatnya, ia memiliki kongsi bisnis terbesar yang pernah ada. Ray menjadi begitu kaya raya.

    Perjalanan hidup Ray dari kecil hingga meninggal menjadi inti dari cerita dalam novel tersebut. Dari perjalanan hidupnya, Ray memiliki lima pertanyaan besar yang belum terjawab hingga menjelang wafatnya. Hingga saat Ray sekarat, malaikat datang dan menjawab lima pertanyaan Ray tersebut. Lima pertanyaan Ray antara lain sebagai berikut.

Pertama, kenapa Ray harus menghabiskan masa kanak-kanak di Panti Asuhan yang menyebalkan itu?

Kedua, apakah hidup ini adil?

Ketiga, mengapa takdir menyakitkan itu harus terjadi?

Keempat, apakah kita memiliki pilihan dalam hidup?

Kelima, apa makna kehilangan?

Kelima pertanyaan tersebut dijawab oleh malaikat yang datang ke hidup Ray ketika ia tengah sekarat.


Kelebihan

Penggambaran Ray, tokoh utama novel, dibuat detail sehingga pembaca merasa menjadi bagian dari perjalanan laki-laki tersebut. Novel ini juga banyak mengandung pesan moral kehidupan. Bagaimana cara kita bertahan hidup, hingga ikhlas dalam menerima takdir yang telah diberikan kepada kita.


Kekurangan

Kekurangannya adalah terdapat pada alur ceritanya. Pada awal cerita, banyak pembaca yang berhasil dibuat bingung. Gaya bahasa yang digunakan adalah puitis. Maka, bagi pembaca yang tidak paham perihal sastra dan kata-kata puitis, akan sulit memahami dan menikmati ceritanya.


Nama : Hanna Adiba 

Absen : 15



Tidak ada komentar:

Posting Komentar