Resensi Novel The Travelling Cat Chronicles

 


Identitas

Judul: The Travelling Cat Chronicles

Pengarang: Arikawa Hiro

Penerbit: Penerbit Haru

Tahun Terbit: 2015

Jumlah Halaman: 367

ISBN: 978-602-53858-5-8

 

Sinopsis

Novel ini karya Hiro Arikawa, penulis wanita asal Jepang. Novel ini menjadi novel pertama Hiro Arikawa yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kisah The Traveling Cat Chronicles telah diadaptasi menjadi sebuah film yang telah dirilis pada tahun 2018 lalu. Novel The Traveling Cat Chronicles ini masuk ke dalam kisah slice of life, yang memiliki tokoh utama seekor kucing bernama Nana dan pemiliknya yang bernama Satoru. Hiro Arikawa menggunakan beberapa sudut pandang dalam menuliskan cerita ini.

Terkadang, menggunakan sudut pandang Nana, si kucing. Terkadang juga menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk mengisahkan masa lalu Satoru dan tokoh-tokoh lain. Alur yang digunakan adalah alur campuran.

Novel ini mengisahkan tentang Nana si kucing yang sedang melakukan perjalanan. Nana tidak yakin ke mana dia pergi atau mengapa ia pergi, yang ia ketahui hanya perjalanan itu membuatnya bisa duduk di kursi depan sebuah van perak bersama pemilik tercintanya, Satoru.

Mereka berdua saling berdampingan untuk berlayar mengelilingi Jepang, melalui perubahan musim, dan mengunjungi teman-teman lama Satoru. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Yoshimine, seorang petani kasar dan tidak sentimental yang menganggap kucing seperti tikus. Kemudian, ia bertemu juga dengan Sugi dan Chikako, pasangan berhati hangat yang menjalankan B&B ramah hewan peliharaan, dan Kousuke, suami sedih yang istrinya merupakan pecinta kucing baru, tetapi baru saja meninggalkannya.

Bahkan ia bertemu juga dengan anjing yang sangat spesial, sehingga membuat Nana untuk menilai kembali rasa jijiknya terhadap spesies anjing. Namun, apa tujuan dari perjalanan ini? Dan mengapa semua orang begitu tertarik pada Nana? Nana tidak tahu dan Satoru tidak akan mengatakannya. Namun, ketika Nana akhirnya berhasil, hati kecilnya akan hancur.

 

Kelebihan

Novel yang memiliki cerita yang ringan dan sederhana ini tak kslah seru dari novel yang lain. Namun meski ringan dan sederhana, novel ini di setiap momennya ada makna yang mendalam. Tidak banyak drama, apa adanya. Tokoh Satoru begitu kuat dengan karakternya yang luar biasa. Cerita ini juga disertai lucu dari seekor kucing- berhasil menambah kekayaan cerita novel ini.

Novel ini memiliki alur campuran. Menariknya, alur campuran ini tidak membuat bingung pembaca malah pembaca akan terus penasaran dengan kisah selanjutnya.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini juga mudah dipahami. Seluruhnya balik lagi karens ini ringan dan sederhana jadi beberapa kosakata yang berkaitan dengan Jepang diterjemahkan dengan baik ditambah dengan catatan kaki sehingga pembaca dapat memahami dan membayangkan apa yang penulis maksud.

 

Kekurangan

Novel yang diawali dengan menggunakan sudut pandang seekor kucing ini, membuat awalnya bingung kesulitan membedakan siapa yang sedang bercerita. Apakah Satoru atau Nana si kucing. Namun jika dibaca dengan pelan dan teliti pembaca mulai memahami maksud dari cerita novel ini.

 

Oktifa Arumi Ramadhani  - XI MIPA 5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar